Kapan startnya tren Aro?

[JD Winata]

Sekedar nambah info saja ;
Trend arowana itu start pertengahan tahun 1980an , saat itu mulai naik mithos ikan naga ,lalu mulai ada dan menjamur di Jakarta thn 84 ,dimulai dgn existensinya di sentra toko2 ikan Jakarta dan dimuat di Kompas serta Intisari thn 84 , seingat saya farm pertamanya adalah Thirta Khatulistiwa Farm dan Bintang Kalbar , dan TKF sampai buka showroom di Bandengan dan BK kalo gak salah buka di Jl Kopi . Saat itu thn 85-86 harga dasar Pino ukuran 13cm cuma 15rb , Banjar Red 115-125rb , Golden Red 175rb dan SR 250-300rb , waktu itu paling top SR ukuran 80cm hanya 2,5jt saja ,
Kalo dikira2 mungkin start awalnya thn 81-82 ,krn di Aquarium air tawar di Ancol pun thn 78-79 belum ada jenis arowana ini di koleksi mereka.
Ironisnya ikan ini sudah didata oleh org Inggris (saya lupa namanya) thn 1955 saat expedisi penamaan ikan2 tropis di asia tenggara dan australia, belum masuk daftar dilindungi dan sampai thn 70an pun di Kalimantan masih merupakan ikan konsumsi (data; Kompas thn 84) krn belum komersil ,ironisnya baru sejak jadi ikan komersil baru statusnya menjadi langka

[dhlee]

Pak JD, sebelum arowana populer di Indonesia.. apakah negara luar juga udah mengenal ikan arowana terlebih dahulu daripada kita (negara indonesia.red)? informasi yg baik nih pak, jd tambah ilmu

[adira]

tapi menurut kompas hari ini (hari ini kompas untuk kolom hobi & komunitas mengulas arwana, ada gambar henry & indo dragonnya), malah duluan malaysia yang mampu menangkarkan arwana

[JD Winata]

Sepengetahuan saya farm aro pertama di dunia yg berhasil nangkarkan aro itu Bintang Kalbar thn 87 atau 88 , kisahnya itu sampai masuk majalah TFH tahun itu koq ,dulu di Suara Pembaruan Minggu thn 89 pernah dimuat kisahnya ,ceritanya awalnya iseng ngumpulin aro dari temen2 bosen atau dari penangkap alam , lama2 dikumpulkan di tambak kolam ,tahu2 ktemu anakan aro kecil2 di pinggir kolam ,lalu pecahlah mithos aro gak bisa ditangkarkan . Kalo Malaysia yg pertama kali tangkarkan itu gue tahu pasti krn bukan begitu ceritanya , tapi mungkin apply registrasi CITES lbh awal utk Malaysian Goldennya .
Satu hal yg pasti starternya itu di Indonesia ,jaman2 80an sampai 90an tuh belum ada Malaysian Golden di pasaran manapun (asia) , masih didominasi SR doang , baru di awal2 90an mulai keluar XBack Malaysia di mancanegara.
Kalo dibilang Malaysia yg pertama nangkarkan aro , lalu aro apa ? SR? apa mereka udah bisa nangkarkan SR di Malaysia ? apalagi thn lbh awal dari kita? he he he.
Startnya aro itu saya perkirakan pasti diatas thn 1980an ,kalo ada yg blg thn 70an tuh bullshit ,silahkan konfirm aja lsg ke pak Anton Saksono ketua PIHI thn2 itu utk bukti konkritnya . Sorry boss kalo soal lbh tahu ttg aro ,gue udah dari thn 86 udah start miara arowana Asia ,kalo Brazil sejak gue masih SD thn 84 udah dibeliin sama bokap abis liat arowana brazil di Aquarium air tawar Ancol, gue tahu banget sejarahnya SR masuk mulai dari nama2 merah gudang garam, merah dunhill , SR Sintang , SR Sanggau dsb sampai sekarang jadi blood red dan Chili Red .

[dhlee]

mau tanya malaysian golden itu sebuah aro racikan atau emang bawaan mutasi/revolusi memang lain dari aro yg diindonesia prof? bagaimana dengan aro jenis silver? lebih lambat ditemukan?

terima kasih

[JD Winata]

Malaysian golden itu asli boss ,bukan hybrid dari kawin silang , jenis pino juga asli , beda2 warna dan type mungkin hanya krn evolusi di habitat yg berbeda , setahu saya genus Schloropages Formosus ini baik SR, BR ,RTG ,Pino maupun XBack secara fisiologis sama ,kecuali dua jenis lainya yg beda yaitu S.Jardini dan S.Baramundi dari Irian dan Australia .
Kalo arowana silver brazil itu memang beda genus namun dari familiae yg sama (Bonytongue)

[amkri]

JAYALAH TERUS AROWANA INDONESIA

[dhlee]

oo gitu ya saya kira MG itu sebuah aro evolusian, prakiraan saya salah. terima kasih atas informasinya prof, dari sejarah aro diketemukan begini enak juga bisa tau sejak dari kapan aro ditemui dan menjadi sejarah sampai skrg menjadi salah satu hewan peliharaan yg cukup valueable hehe. apa yg disebutkan oleh Pak JD "SR Sintang", temen saya pernah beritahu kalo SR Sintang itu mungkin dikelas SR.. SR Sintang yg terbukti bagus dan merah, apa benar demikian?

[JD Winata]

Originally Posted by dhlee

oo gitu ya saya kira MG itu sebuah aro evolusian, prakiraan saya salah. terima kasih atas informasinya prof, dari sejarah aro diketemukan begini enak juga bisa tau sejak dari kapan aro ditemui dan menjadi sejarah sampai skrg menjadi salah satu hewan peliharaan yg cukup valueable hehe. apa yg disebutkan oleh Pak JD "SR Sintang", temen saya pernah beritahu kalo SR Sintang itu mungkin dikelas SR.. SR Sintang yg terbukti bagus dan merah, apa benar demikian?

Kalo saya gak salah SR Sintang itu sekrang diistilahkan Chili Red (Merah Marlboro), kalo SR Sanggau itu BloodRed (merah gudang garam/dunhill)

[kerogawa]

Originally Posted by JD Winata

Kalo saya gak salah SR Sintang itu sekrang diistilahkan Chili Red (Merah Marlboro), kalo SR Sanggau itu BloodRed (merah gudang garam/dunhill)

SR sanggau krn ada di sanggau, kalimantan pas di ketemukan?

[JD Winata]

Mestinya sich gitu ya ,cuma saya gak tahu pasti soalnya gak pernah buktikan sendiri ke sana he he he

[koem-koem]

Originally Posted by JD Winata

Kalo saya gak salah SR Sintang itu sekrang diistilahkan Chili Red (Merah Marlboro), kalo SR Sanggau itu BloodRed (merah gudang garam/dunhill)

Pemberian nama arowana umumnya dilihat dari warnanya spt Prof. JDW diatas juga berdasarkan daerah/sungai habitatnya contoh Golden Red Mahato - Riau yg kemudian populer disebut Golden Red Pekan Baru juga nama2 aro lainnya.

[Priono]

Prof JDW saya masih belum mengerti tentang warna dan jenis aro, katanya aro SR ada 10 klasifikasi warna (Chili, Blood, papaya, kuning dll), dan jenis aro selain SR dan RTG masih ada yang lainnya misalnya Pino, Golden Yellow, Sintang, Hijau, Banjar Kuning. Bagaimana mengetahui secara detail ciri aro tsb. Terimakasih Prof. atas penjelasannya

[dhlee]

saya ada artikel resource mungkin bisa diklarifikasi..

Asal Usul Ikan Arowana

Sebagai komoditi, ikan ARWANA mulai populer pada tahun 1980-an, tetapi sesunguhnya ikan ini sudah ada sejak jutaan abad lampau. Menurut pendapat para ahli, ikan ARWANA hidup sejak 210 juta tahun lampau (periode Mesozoic Jurassic), dugaan ini juga diperkuat dgn ditemukannya fosil-fosil ikan dari genus Phaleodos di Amerika Utara, Australia, India dan Asia Tenggara . Memang para ahli tidak secara tegas menyebutkan fosil temuan mereka adalah ikan ARWANA, tetapi lewat fosil berupa sisik, tulang telinga dan tulang kepala, temuan itu dapat dipastikan berasal dari sub kelas ikan bersirip sebagaian dimana ikan ARWANA termasuk didalamnya.

Kemudian timbul pertanyaan, bagaimana mungkin ikan ARWANA yang dulunya hidup di laut, kini hidup di air tawar ? Berbagai teori bermunculan, ada yang memperkirakan pada masa-masa itu makhluk-makhluk air tersebut menyusup melalui lorong atau saluran air tawar yang terdapat di lapisan bawah laut yang menghubungkan benua satu dengan lainnya .

Namun dugaan itu dipatahkan oleh Weigner, lewat teori pergesaran benua, ahli ini berpendapat, bahwa daratan itu bergeser ke samping, bukan ke atas. Dengan teori platektonik itu, Weigner menaksir, ratusan juta silam telah terjadi pergeseran bumi. Nah, boleh jadi pada saat itulah para nenek moyang ikan-ikan dari "kahyangan " ini bermigrasi ke berbagai benua.

Bayangkan saja, ikan ARWANA yang sering kita pelihara di Aquarium ternyata termasuk ikan purba dan masih mampu bertahan hidup sampai sekarang !

Di Indonesia, tepatnya di Kalimantan Barat, Ikan Arwana dulunya adalah ikan konsumsi yang sesekali tersangkut di jaring nelayan. Nelayan setempat mengolahnya menjadi ikan asin, tapi nasib ikan Arwana sebagai ikan asin juga tidak terlalu menggembirakan, menurut mereka dagingnya tidak enak.

Awal bencana bagi ikan Arwana adalah dikeluarkannya SK Menteri Pertanian No. 716/Kpts/Um/10/1980, dimana ikan Arwana resmi sebagai satwa yang dilindungi oleh pemerintah, artinya segala bentuk penangkapan dan jual-beli ikan Arwana tidak diperkenankan, kecuali ikan hasil PENANGKARAN !

Akibat dikeluarkan keputusan Menteri ini, nelayan setempat sadar bahwa ikan ini telah menjelma menjadi komoditi mahal , akhirnya mereka rela meninggalkan pekerjaan sebagai nelayan dan berlomba-lomba menangkap ikan Arwana di habitat aslinya . Bisa ditebak, ikan Arwana menjadi semakin langka di perairan Kapuas, Kalimantan , akibat dari perburuan yang tak terkendali ini.

Walaupun ikan Arwana / Siluk / Kayangan / Kalesa /Peyang / Tengkuso telah terdaftar dalam RED DATA BOOK yang diterbitkan IUCN tahun 1977, sebagai jenis yang populasinya dalan tingkat bahaya kepunahan atau pada tingkat "Vulnerable" atau mudah mendapat gangguan dan telah masuk ke dalam daftar apendik I CITIES tahun 1975, namun tidak ada yang berhasil membudidayakannya setidaknya sampai tahun 1983! Ikan Arwana mulai populer di Indonesia pada awal tahun 80-an !

Adalah seorang Halim Iredjo dari PD.Bintang Kalbar yang memulai usaha budidaya ikan Arwana secara kebetulan . Semula Pak Halim adalah seorang pedagang keliling di sepanjang sungai Kapuas dimana tempat ikan Arwana bermukim. Sewaktu tempat usahanya terbakar di Kampung Arang Limbung , 14 km dari Pontianak, barulah Pak Halim menyadari pentingnya kolam penampung air, maka dibikinlah kolam sebesar kurang lebih 25 m x 25 m .

Sebagai seorang pedagang keliling, tidak jarang Pak Halim ditawari ikan Arwana hasil tangkapan nelayan setempat, waktu itu harga Arwana belum semahal sekarang, harganya cuma Rp 40.000,- per ekor dgn berbagai kondisi, ada yang ekor rusak, sungutnya patah, mata juling dll. Semua dibeli oleh Pak Halim dan ditempatkan di kolam penampungan airnya.

Tahun 1983 Pak Halim telah memiliki 70 ekor induk Arwana, tapi baru tahun 1985 dua ekor ikan Arwana ternyata memuntahkan sekitar 40 ekor anak Arwana. Setelah itu baru Pak Halim serius untuk meneruskan usaha penangkaran ikan Arwananya. Pada tahun 1987, PD Bintang Kalbar milik Pak Halim Iredjo resmi melakukan penangkaran Arwana super red.

Sampai tahun 1995, setidaknya PD Bintang Kalbar memiliki 1.166 ekor induk di Pontianak dan 190 ekor di Sentul, Bogor, Jawa Barat ! Dari sanalah dihasilkan 5.000 ekor anakan Arwana yang siap ekspor. Bisa Anda bayangkan berapa kekayaan mantan pedagang keliling itu ?

Sekarang (tahun 2001) seekor ikan Arwana 8-10 cm adalah sekitar 2,5 juta rupiah ! TERNYATA, untuk segelintir orang ikan Arwana memang membawa keberuntungan seperti yang dialami Pak Halim Iredjo, sekarang ini di Kalimantan Barat terdapat kurang lebih 18 penangkar ikan Arwana !

source: situs geocities

[arofanatics]

cuman mo tanya bintang kalbar pernah ada di sentul?
bukannya dinamika kapuas...
sorry klo salah..