Home | Gallery | News | Articles | Forum | Member Profile | Agent | About Us | Contact Us |
» Recent Photo Posts |
|
|
Be Bas Forum diskusi bebas topik apa saja (akan dibuat sub forum khusus jika aktif) |
|
Thread Tools |
08-24-2006, 03:35 PM | #1 |
NAC MEMBER
Join Date: Jul 2006
Location: Pokoknya jauh Dari rumah Loe
Posts: 789
|
buat rekan2 yang sudah punya anak
Sepasang suami isteri –seperti pasangan lain di kota-kota besar– meninggalkan anak-anak diasuh pembantu rumah saat bekerja. Anak tunggal keluarga ini, perempuan, berusia tiga setengah tahun, bersendirian di rumah. Acap dia bermain, asyik dengan dunianya sendiri, diabaikan pembantu yang juga sibuk membersihkan rumah.
Bermainlah dia, berayun-ayun di atas buaian yang dibeli papanya, ataupun memetik bunga, mengejar capung, di halaman luas rumahnya, dengan pagar yang selalu terkunci. Suatu hari, dia melihat sebatang paku berkarat. Tertarik, dia pun mencoret lantai garasi. Tapi, karena lantainya terbuat dari marmer, coretan tidak kelihatan. Tak putus asa, coretan dia pindahkan ke mobil ayahnya, yang baru datang sebulan lalu, mobil mewah berwarna hitam. Coretannya pun tampak jelas. Dia gembira, dengan tanpa lelah, dia tarik garis-garis putih sepanjang mobil itu, dan dia bayangkan, “papa akan senang, mama akan senang…†Ia tahu, menjelang sore, ayahnya akan datang, dengan ibu, sehabis menghadiri undangan. Setelah penuh coretan sisi sebelah kanan, dia beralih ke sebelah kiri mobil. Dia gambar wajah ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikut imajinasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa disadari si pembantu rumah. Pulang petang itu, terkejut orang tua si anak ini, melihat mobil yang baru dibeli dengan krediti itu, sudah penuh cacat. Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit, “Kerjaan siapa ini?!†Pembantu rumah yang tersentak dengan jeritan itu berlari keluar. Dia juga beristighfar. Wajahnya merah padam ketakutan saat melihat wajah bengis tuannya. Sekali lagi, dia mendengar pertanyaan itu, lebih keras, dan dengan gugup, dia menunduk, “Tidak tahu, Pak…†“Tak tahu?! Kamu di rumah sepanjang hari, apa saja yang kau lakukan?†hardik si isteri lagi. Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata, “Ita yang membuat itu abahhh… cantik kan!†katanya sambil memeluk abahnya, ingin bermanja seperti biasa. Si ayah yang hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon bunga raya di depannya, terus dipukulkannya berkali-kali ke telapak tangan anaknya. Si anak yang tak mengerti apa-apa itu, melolong, kesakitan dan ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula punggung tangan anaknya. Si ibu cuma mendiamkan, seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman itu. Pembantu rumah terbengong, tidak tahu harus berbuat apa? Si bapak cukup rakus memukul-mukul tangan kanan dan kemudian tangan kiri anaknya. Setelah si bapak masuk ke rumah dituruti si ibu, pembantu rumah menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar. Dilihatnya telapak tangan dan bpunggung tangan si anak, luka kecil dalam, berdarah. Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil membersihkan luka itu, dia ikut menangis. Anak kecil itu juga terjerit-jerit menahan kepedihan saat luka-lukanya itu terkena air. Si pembantu rumah kemudian menidurkan anak kecil itu di kamarnya. Si ayah, juga si ibu, seakan tak begitu perduli. Keesokkan harinya, kedua-dua belah tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu. “Oleskan obat saja!†jawab tuannya. Pulang dari kerja, dia tidak bertanya lagi tetnang anaknya, yang biasa selalu menyambutnya dengan pelukan. Ia biarkan anaknya di kamar pembantu. Si bapak mungkin ingin mengajar anaknya. Tiga hari berlalu, tak pernah sekali pun dia menjenguk si anak. Si ibu pun sama, hanya sesekali bertanya kepada pembantu. “Ita demam, Bu… †jawap pembantunya ringkas. “Kasih minum panadol,†jawab si ibu. Sebelum masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya. Saat dia lihat Ita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi pintu kamar pembantunya. “Biar Ita tahu dia telah melakukan kesalahan,†bisiknya. Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Ita terlalu panas. “Sore nanti kita bawa ke klinik. Pukul 5.00 tepat,†kata majikannya itu, santai. Sore itu, Ita pun di bawa ke dokter. Tapi, dokter klinik langsung merujuk ke rumah sakit karena keadaan yang kian serius. Setelah seminggu di rawat inap, dokter memanggil bapak dan ibu anak itu. “Tidak ada pilihan lagi,†katanya, dengan suara yang putus asa. Dokter mengusulkan agar kedua tangan anak itu diamputasi kerana gangren yang terjadi sudah terlalu parah. “Lukanya sudah bernanah, parah. Demi menyelamatkan nyawanya kedua tangannya perlu dipotong dari siku ke bawah,†jelas dokter. Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa dunia berhenti berputar. Tapi apa yang dapat mereka katakan. Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata isterinya, si bapak seperti orang gila, menangis tersedan-sedan saat menandatangani surat persetujuan amputasi. Keluar dari bilik pembedahan, selepas obat bius, Ita menangis kesakitan. Dia heran melihat kedua tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis. Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata. “Abah…, Mama… Ita tidak akan melakukannya lagi. Ita tak mau Ayah pukul. Ita tak mau jahat. Ita sayang Abah… sayang Mama,†katanya berulang kali, membuat si ibu gagal menahan rasa sedihnya. “Ita juga sayang Kak Narti…†katanya memandang wajah pembantu rumah, sekaligus membuatkan gadis dari Surabaya itu meraung histeris. “Tapi Abah… tolong kembalikan tangan Ita. Untuk apa Abah ambil juga… Bukankah tangan Ita sudah Abag pukul, kenapa diambil.. Ita janji tidak akan mengulanginya lagi! Bagaimana caranya Ita mau makan nanti? Bagaimana Ita mau bermain nanti? Ita janji tidak akan mencoret mobil lagi, Abah. Ita janji…†katanya berulang-ulang. Serasa copot jantung si ibu mendengar kata-kata anaknya. Meraung dia, merangkul Ita. Sementara si Abah, hanya diam, memandangi tangan anaknya, dengan air mata yang jatuh tak putus-putusnya. Dikutip dari www.suaramerdeka.com |
08-24-2006, 04:27 PM | #2 |
NAC 043
Join Date: Sep 2005
Location: jakarta
Posts: 481
|
Re: buat rekan2 yang sudah punya anak
darah daging sendiri kalah nilainya dgn kendaraan
|
08-24-2006, 05:08 PM | #3 |
NAC 029
Join Date: Sep 2004
Location: KGP
Posts: 4,230
|
Re: buat rekan2 yang sudah punya anak
tragis ....
__________________
|
08-24-2006, 06:22 PM | #4 |
NAC 119
Join Date: May 2006
Location: Depok
Posts: 1,010
|
Re: buat rekan2 yang sudah punya anak
Kesalahan yg tidak disadari berakibat fatal.
Bagi yg punya anak kecil jangan suka dibiarkan main sendiri...sebisa mungkin selalu diawasi. Membaca cerita diatas...saya bingung siapa yg salah . -orang tua yg salah? -si anak yg salah? -pembantu yg salah? -tidak ada yg salah? |
08-24-2006, 06:53 PM | #5 | |
NAC MEMBER
Join Date: Jul 2006
Location: Pokoknya jauh Dari rumah Loe
Posts: 789
|
Re: buat rekan2 yang sudah punya anak
Quote:
kenapa? karena anak masih kecil hukumanya juga harus hukuman anak kecil, jangan terlalu keras sampai menimbulkan luka dan infeksi, jangan pukul pakai kayu atau benda yang tidak mempunyai indra perasa, setelah ada luka infeksi di biarkan begitu saja sama orang tuanya karena mungkin orang tua tersebut mendendam. apabila di obatin saat terjadi demam, karena biasanya suhu badan naik itu karena ada infeksi. klo di lakukan tindakan sebelum infeksi sehingga amputasi tidak terjadi. |
|
08-24-2006, 10:19 PM | #6 |
NAC 120
Join Date: May 2006
Location: jakarta
Posts: 75
|
Re: buat rekan2 yang sudah punya anak
tragis memang.
tapi cerita itu mengingatkan kita untuk mengontrol emosi yg berlebihan. si anak yg masih kecil blm dapat benar-benar memahami mana perbuatan yg benar/salah. si orangtua yg telah dewasa yg telah mengetahui perbuatan benar/salah telah dibutakan oleh emosi yg sangat berlebihan. ya..kita ambil hikmahnya aja deh dari cerita itu........ |
08-25-2006, 08:55 AM | #7 | |
NAC 049
Join Date: Sep 2005
Location: Sidoarjo
Posts: 564
|
Re: buat rekan2 yang sudah punya anak
Quote:
si anak > TIDAK SALAH pembantu > SALAH |
|
08-25-2006, 09:05 AM | #8 |
NAC 110
Join Date: Apr 2006
Location: Surabaya
Posts: 1,833
|
Re: buat rekan2 yang sudah punya anak
yang salah ortunya, bego. ortu macam apa itu. . kasihan tuh anaknya.
|
08-25-2006, 10:19 AM | #9 | |
NAC 022
Join Date: Aug 2004
Posts: 688
|
Re: buat rekan2 yang sudah punya anak
Quote:
tapi memang tragis ceritanya. biar bagai manapun memang tanggung jawab yang dewasalah atas kesalahan anak-anak, baik itu ortunya atau pembantunya. |
|
08-31-2006, 12:57 PM | #10 |
NAC 096
Join Date: Feb 2005
Location: BALI
Posts: 2,119
|
Re: buat rekan2 yang sudah punya anak
saya juga pernah denger email cerita ini.,..trus saya kasi tau istri g biar ngak kaya gini (takutnya kita kerja capek bisa lepas control...)...
|
06-01-2009, 02:02 PM | #11 |
NAC MEMBER
Join Date: Mar 2008
Location: jakarta
Posts: 478
|
Re: buat rekan2 yang sudah punya anak
aduh...... sedih bgt...............
Seandai si Abah nya bisa control emosinya...... |
06-01-2009, 03:02 PM | #12 |
NAC MEMBER
Join Date: Jun 2008
Location: Jakarta
Posts: 641
|
Re: buat rekan2 yang sudah punya anak
|
06-02-2009, 10:05 AM | #13 |
NAC MEMBER
Join Date: Mar 2008
Location: jakarta
Posts: 478
|
Re: buat rekan2 yang sudah punya anak
|
06-07-2009, 03:08 PM | #14 |
NAC MEMBER
Join Date: May 2008
Location: indonesia raya
Posts: 301
|
Re: buat rekan2 yang sudah punya anak
gak penting tread tahun berapa bro ,,,,,,,......
yg penting kita semua dpt pelajaran ,bgmana cara mendidik anak n cara mengatasi emosi diri .. thanks ,., |
Currently Active Users Viewing This Thread: 1 (0 members and 1 guests) | |
Thread Tools | |
|
|