Home | Gallery | News | Articles | Forum | Member Profile | Agent | About Us | Contact Us |
» Recent Photo Posts |
|
|
Be Bas Forum diskusi bebas topik apa saja (akan dibuat sub forum khusus jika aktif) |
|
Thread Tools |
02-02-2009, 02:32 PM | #76 |
NAC 003
Join Date: Jul 2004
Location: west side
Posts: 2,944
|
Re: Bisakah kamu melakukannya?
kalo di sinetron, duit yg didapat, dirampas preman, lalu si cewe dijerumuskan ke dunia hitam..........
lalu si ibu tua, di tengah hujan deras, malam2, mencari2 sang putri sambil menangis... terus entah darimana, sedan Mewah melintas, dan menyerempet si ibu....pengemudinya adalah.......siapa hayoooo |
02-02-2009, 06:11 PM | #77 |
NAC MEMBER
Join Date: Sep 2007
Location: jakarta
Posts: 5,890
|
Re: Bisakah kamu melakukannya?
|
02-02-2009, 06:18 PM | #78 | |
NAC MEMBER
Join Date: Sep 2007
Location: jakarta
Posts: 5,890
|
Re: Bisakah kamu melakukannya?
Quote:
buat berobat ibunya . kejadiannya kamis malam bukan, kalo ya kemungkinan besar initial depannya A, belakangnya S, yang pulang abis dung2 pret dan foto2 2 angels . Sebentar lagi pasti ada yg ngaku tu .... |
|
02-03-2009, 11:47 AM | #79 |
NAC 003
Join Date: Jul 2004
Location: west side
Posts: 2,944
|
Re: Bisakah kamu melakukannya?
BERAPA BESAR BOBOT SEBUAH DOA?
Louise Redden, seorang ibu kumuh dengan baju kumal, masuk kedalam sebuah supermarket. Dengan sangat terbata-bata dan dengan bahasa yang sopan ia memohon agar diperbolehkan mengutang. Ia memberitahukan bahwa suaminya sedang sakit dan sudah seminggu tidak bekerja. Ia memiliki tujuh anak yang sangat membutuhkan makan. John Longhouse, si pemilik supermarket, mengusir dia keluar. Sambil terus menggambarkan situasi keluarganya, si ibu terus menceritakan tentang keluarganya. 'Tolonglah, Pak, Saya janji akan segera membayar setelah aku punya uang. John Longhouse tetap tidak mengabulkan permohonan tersebut. "'Anda tidak mempunyai kartu kredit, anda tidak mempunyai garansi", alasannya. Di dekat counter pembayaran, ada seorang pelanggan lain, yang dari awal mendengarkan percakapan tadi. Dia mendekati keduanya dan berkata : "Saya akan bayar semua yang diperlukan Ibu ini." Karena malu, si pemilik toko akhirnya mengatakan, "Tidak perlu,Pak.Saya sendiri akan memberikannya dengan gratis. Baiklah, apakah ibu membawa daftar belanja ?" "Ya, Pak. Ini", katanya sambil menunjukkan sesobek kertas kumal. "Letakkanlah daftar belanja anda di dalam timbangan, dan saya akan memberikan gratis belanjaan anda sesuai dengan berat timbangan tersebut." kata si pemilik toko. Dengan sangat ragu-ragu dan setengah putus asa, Louise menundukkan kepala sebentar, menuliskan sesuatu pada kertas kumal tersebut, lalu dengan kepala tetap tertunduk, meletakkannya ke dalam timbangan. Mata Si pemilik toko terbelalak melihat jarum timbangan bergerak cepat ke bawah Ia menatap Pelanggan yang tadi menawarkan si ibu tadi sambil berucap kecil, "Aku tidak percaya pada yang aku lihat." Si pelanggan baik hati itu hanya tersenyum. Lalu, si ibu kumal tadi mengambil barang-barang yang diperlukan, dan disaksikan oleh pelanggan baik hati tadi. Si Pemilik toko menaruh belanjaan tersebut pada sisi timbangan yang lain. Jarum timbangan tidak kunjung berimbang, sehingga si ibu terus mengambil barang-barang keperluannya dan si pemilik toko terus menumpuknya pada timbangan, hingga tidak muat lagi. Si Pemilik toko merasa sangat jengkel dan tidak dapat berbuat apa-apa. Karena tidak tahan, Si pemilik toko diam-diam mengambil sobekan kertas daftar belanja si ibu kumal tadi. Dan ia-pun terbelalak. Di atas kertas kumal itu tertulis sebuah doa pendek : "Tuhan, Engkau tahu apa yang hamba perlukan.. Hamba menyerahkan segalanya ke dalam tanganMu." Si Pemilik Toko terdiam. Si Ibu, Louise, berterima kasih kepadanya, dan meninggalkan toko dengan belanjaan gratisnya. Si pelanggan baik hati bahkan memberikan selembar uang 50 dollar kepadanya. Si Pemilik Toko kemudian mengecek dan menemukan bahwa timbangan yang dipakai tersebut ternyata tidak rusak. Ternyata memang hanya Tuhan yang tahu bobot sebuah doa. KEKUATAN SEBUAH DOA Segera setelah anda membaca cerita ini, ucapkanlah sebuah doa. Hanya itu. Stop pekerjaan anda sekarang juga > untuk sementara dan ucapkan sebuah doa. > > > DOA ADALAH HADIAH > > TERBESAR DAN TERINDAH YANG KITA > TERIMA. |
02-03-2009, 12:41 PM | #80 | |
NAC 019
Join Date: Sep 2003
Posts: 4,473
|
Re: Bisakah kamu melakukannya?
Quote:
btw di daearah mana nih...dialog pake bahasa bisa dikasi dollar....
__________________
tnQ ...boleh ngutip... semangat juang yang tak pernah mati adalah wujud nyata kebangkitan sejati |
|
02-03-2009, 12:45 PM | #81 | |
NAC 019
Join Date: Sep 2003
Posts: 4,473
|
Re: Bisakah kamu melakukannya?
Quote:
__________________
tnQ ...boleh ngutip... semangat juang yang tak pernah mati adalah wujud nyata kebangkitan sejati |
|
02-03-2009, 12:59 PM | #82 |
NAC MEMBER
Join Date: Sep 2007
Location: jakarta
Posts: 5,890
|
Re: Bisakah kamu melakukannya?
|
02-03-2009, 01:11 PM | #83 |
NAC MEMBER
Join Date: Sep 2007
Location: jakarta
Posts: 5,890
|
Re: Bisakah kamu melakukannya?
Selain bobot dan kekuatan doa itu sendiri, permohonan dalam doa yg diminta di saat
kita benar2 membutuhkan dalam situasi / kondisi tertentu dengan penuh keyakinan mempunyai kans lebih besar terkabul, karena sebenarnya Tuhan telah mengetahui apa yang kita butuhkan, hanya kita diperlukan untuk memintanya. dalam memohon, jangan memaksakan keinginan / kehendak dari kita, tapi serahkanlah semuanya menurut kehendak Nya, karena Tuhan mempunyai cara sendiri ... yang terkadang bagi kita tidak masuk akal / terpikirkan, tetapi bisa terjadi |
02-03-2009, 01:32 PM | #84 | |
NAC 022
Join Date: Aug 2004
Posts: 688
|
Re: Bisakah kamu melakukannya?
Quote:
Suatu ketika, ada seorang kakek yang harus tinggal dengan anaknya. Selain itu, tinggal pula menantu, dan anak mereka yang berusia 6 tahun. Tangan orangtua ini begitu rapuh, dan sering bergerak tak menentu. Penglihatannya buram, dan cara berjalannya pun ringkih. Keluarga itu biasa makan bersama di ruang makan. Namun, sang orangtua yang pikun ini sering mengacaukan segalanya. Tangannya yang bergetar dan mata yang rabun, membuatnya susah untuk menyantap makanan. Sendok dan garpu kerap jatuh ke bawah. Saat si kakek meraih gelas, segera saja susu itu tumpah membasahi taplak. Anak dan menantunya pun menjadi gusar. Mereka merasa direpotkan dengan semua ini. "Kita harus lakukan sesuatu, " ujar sang suami. "Aku sudah bosan membereskan semuanya untuk pak tua ini." Lalu, kedua suami-istri ini pun membuatkan sebuah meja kecil di sudu ruangan. Disana, sang kakek akan duduk untuk makan sendirian, saat semuanya menyantap makanan. Karena sering memecahkan piring, keduanya juga memberikan mangkuk kayu untuk si kakek. Sering, saat keluarga itu sibuk dengan makan malam mereka, terdengar isak sedih dari sudut ruangan. Ada airmata yang tampak mengalir dari gurat keriput si kakek. Namun, kata yang keluar dari suami-istri ini selalu omelan agar ia tak menjatuhkan makanan lagi. Anak mereka yang berusia 6 tahun memandangi semua dalam diam. Suatu malam, sebelum tidur, sang ayah memperhatikan anaknya yang sedang memainkan mainan kayu. Dengan lembut ditanyalah anak itu. "Kamu sedang membuat apa?". Anaknya menjawab, "Aku sedang membuat meja kayu buat ayah dan ibu untuk makan saatku besar nanti. Nanti, akan kuletakkan di sudut itu, dekat tempat kakek biasa makan." Anak itu tersenyum dan melanjutkan pekerjaannya. Jawaban itu membuat kedua orangtuanya begitu sedih dan terpukul. Mereka tak mampu berkata-kata lagi. Lalu, airmatapun mulai bergulir dari kedua pipi mereka. Walau tak ada kata-kata yang terucap, kedua orangtua ini mengerti, ada sesuatu yang harus diperbaiki. Malam itu, mereka menuntun tangan si kakek untuk kembali makan bersama di meja makan. Tak ada lagi omelan yang keluar saat ada piring yang jatuh, makanan yang tumpah atau taplak yang ternoda. Kini, mereka bisa makan bersama lagi di meja utama. Teman, anak-anak adalah persepsi dari kita. Mata mereka akan selalu mengamati, telinga mereka akan selalu menyimak, dan pikiran mereka akan selalu mencerna setiap hal yang kita lakukan. Mereka ada peniru. Jika mereka melihat kita memperlakukan orang lain dengan sopan, hal itu pula yang akan dilakukan oleh mereka saat dewasa kelak. Orangtua yang bijak, akan selalu menyadari, setiap "bangunan jiwa" yang disusun, adalah pondasi yang kekal buat masa depan anak-anak. Mari, susunlah bangunan itu dengan bijak. Untuk anak-anak kita, untuk masa depan kita, untuk semuanya. Sebab, untuk mereka lah kita akan selalu belajar, bahwa berbuat baik pada orang lain, adalah sama halnya dengan tabungan masa depan. Jika anak hidup dalam kritik, ia belajar mengutuk Jika anak hidup dalam kekerasan, ia belajar berkelahi Jika anak hidup dalam pembodohan, ia belajar jadi pemalu Jika anak hidup dalam rasa dipermalukan, ia belajar terus merasa bersalah Jika anak hidup dalam toleransi, ia belajar menjadi sabar Jika anak hidup dalam dorongan, ia belajar menjadi percaya diri Jika anak hidup dalam penghargaan, ia belajar mengapresiasi Jika anak hidup dalam rasa adil, ia belajar keadilan Jika anak hidup dalam rasa aman, ia belajar yakin Jika anak hidup dalam persetujuan, ia belajar menghargai diri sendiri Jika anak hidup dalam rasa diterima dan persahabatan, ia belajar mencari cinta di seluruh dunia. Betapa terlihat disini peran orang tua sangat penting karena mereka diistilahkan oleh Khalil Gibran sebagai busur kokoh yang dapat melesatkan anak-anak dalam menapaki jalan masa depannya. Tentu hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan esok harus lebih baik dari hari ini dan tentu kita selalu berharap generasi yang akan datang harus lebih baik dari kita.... |
|
02-03-2009, 01:54 PM | #85 |
NAC MEMBER
Join Date: Sep 2007
Location: jakarta
Posts: 5,890
|
Re: Bisakah kamu melakukannya?
yup bro Adira, itu yg saya maksud, cerita anda telah memberikan illustrasinya,
semoga bro arofanatics diberikan permohonan ampun joke bru sesusah apapun yg telah dilakukan oleh orang tua kita, anggaplah itu sebagai balas jasa kita terhadap mereka, sewaktu kita masih bayi (bahkan dalam kandungan sekalipun) hingga belum dapat mandiri ( mencari uang sendiri ) seperti sekarang, saya percaya kita jauh lebih menyusahkan beliau. dan perlu kita ingat, suatu saat nanti, kita akan menjadi orang tua juga, rentan, sakit2an, butuh pertolongan. dengan siapa lagi kita dapat bertumpu bila tidak dengan orang terdekat sendiri, yaitu anak kita. kalo dengan orang terdekat saja tidak bisa berbuat baik dan membalas jasa, bagaimana kita bisa memper- lakukan orang lain yg tidak dikenal dengan baik pula |
02-16-2009, 01:40 PM | #86 |
NAC MEMBER
Join Date: Sep 2007
Location: jakarta
Posts: 5,890
|
Re: Bisakah kamu melakukannya?
"Cukup Itu Berapa?"
Alkisah, seorang petani menemukan sebuah mata air ajaib. Mata air itu bisa mengeluarkan kepingan uang emas yang tak terhingga banyaknya. Mata air itu bisa membuat si petani menjadi kaya raya seberapapun yang diinginkannya, sebab kucuran uang emas itu baru akan berhenti bila si petani mengucapkan kata "cukup". Seketika si petani terperangah melihat kepingan uang emas berjatuhan di depan hidungnya. Diambilnya beberapa ember untuk menampung uang kaget itu. Setelah semuanya penuh, dibawanya ke gubug mungilnya untuk disimpan disana. Kucuran uang terus mengalir sementara si petani mengisi semua karungnya, seluruh tempayannya, bahkan mengisi penuh rumahnya. Masih kurang! Dia menggali sebuah lubang besar untuk menimbun emasnya. Belum cukup, dia membiarkan mata air itu terus mengalir hingga akhirnya petani itu mati tertimbun bersama ketamakannya karena dia tak pernah bisa berkata cukup. Kata yang paling sulit diucapkan oleh manusia barangkali adalah kata "cukup". Kapankah kita bisa berkata cukup? Hampir semua pegawai merasa gajinya belum bisa dikatakan sepadan dengan kerja kerasnya. Pengusaha hampir selalu merasa pendapatan perusahaannya masih dibawah target. Istri mengeluh suaminya kurang perhatian. Suami berpendapat istrinya kurang pengertian. Anak-anak menganggap orang tuanya kurang murah hati. Semua merasa kurang dan kurang. Kapankah kita bisa berkata cukup? Cukup bukanlah soal berapa jumlahnya. Cukup adalah persoalan kepuasan hati. Cukup hanya bisa diucapkan oleh orang yang bisa mensyukuri. Tak perlu takut berkata cukup. Mengucapkan kata cukup bukan berarti kita berhenti berusaha dan berkarya. "Cukup" jangan diartikan sebagai kondisi stagnasi, mandeg dan berpuas diri. Mengucapkan kata cukup membuat kita melihat apa yang telah kita terima, bukan apa yang belum kita dapatkan. Jangan biarkan kerakusan manusia membuat kita sulit berkata cukup. Belajarlah mencukupkan diri dengan apa yang ada pada diri kita hari ini, maka kita akan menjadi manusia yang berbahagia. Belajarlah untuk berkata "Cukup" Aku tak suka bibirku.. kurang seksi. Aku ingin seperti Angelina Jolie. Di saat yang sama seseorang berharap... Tuhan, berikanlah aku bibir yang normal... Aku ingin mataku berwarna biru.. Akan lebih cantik bila aku punya mata berwarna biru.. Di saat yang sama seseorang berharap.. Tuhan, kenapa kau tidak berikan aku sepasang mata untuk melihat... Aku oleskan pewarna dan kurawat jari-jariku agar selalu tampil cantik Di saat yang sama seseorang bersyukur... Tuhan, kau hanya berikan aku 4 jari, namun aku mensyukurinya... Aku akan ke salon, creambath dan hairspa agar rambutku tampil cantik Di saat yang sama seseorang menangis.. Tuhan, kenapa aku diberikan kepala dengan ukuran yang berbeda... Kalau seperti ini, rambut seperti apapun akan terlihat aneh... Di saat yang sama seseorang bersyukur... Tuhan, kau tak memberikan aku tangan dan kaki.. namun aku bahagia aku masih bisa berkarya... Sesungguhnya tubuh kita adalah hal yang berharga Tak peduli apapun warnanya, apapun ukurannya, apapun bentuknya... Syukurilah itu kawan... Karena di luar sana masih banyak yang mengharapkan mendapat fisik yang lengkap... Kau lah ciptaan Tuhan yang terbaik... Kau yang tampan Kau yang cantik Syukurilah itu.. walaupun itu hanya sementara... Kawan dengarlah... jutaan orang di luar sana... Berharap bisa melihat... Berharap bisa mendengar... dan berharap bisa berbicara.... Seperti kita.... Kau tak pernah mengerti.. Dan tak kan pernah mengerti... Sadarlah kawan... Bahwa sesungguhnya kau tidak kekurangan.... |
02-16-2009, 01:44 PM | #87 |
NAC 019
Join Date: Sep 2003
Posts: 4,473
|
Re: Bisakah kamu melakukannya?
pesan moralnya
btw cukup jangan kau teruskan...panjang nih
__________________
tnQ ...boleh ngutip... semangat juang yang tak pernah mati adalah wujud nyata kebangkitan sejati |
02-16-2009, 01:45 PM | #88 | |
NAC 019
Join Date: Sep 2003
Posts: 4,473
|
Re: Bisakah kamu melakukannya?
btw maaf agak OOT
Quote:
__________________
tnQ ...boleh ngutip... semangat juang yang tak pernah mati adalah wujud nyata kebangkitan sejati |
|
02-16-2009, 01:49 PM | #89 |
NAC MEMBER
Join Date: Sep 2007
Location: jakarta
Posts: 5,890
|
Re: Bisakah kamu melakukannya?
|
02-16-2009, 01:50 PM | #90 |
NAC MEMBER
Join Date: Sep 2007
Location: jakarta
Posts: 5,890
|
Re: Bisakah kamu melakukannya?
|
Currently Active Users Viewing This Thread: 1 (0 members and 1 guests) | |
Thread Tools | |
|
|