PDA

View Full Version : Penipuan OMNI Iternational HospitalAlam Sutera Tangerang


taras
08-28-2008, 10:04 AM
Dear All,
Sekedar sharing info, dari milis Forum Pembaca Kompas.
Cheers :)


Jangan sampai kejadian saya ini akan menimpa ke nyawa manusia
lainnya, terutama anak-anak, lansia dan bayi.

Bila anda berobat, berhati-hatilah dengan kemewahan RS dan title
International karena semakin mewah RS dan semakin pintar dokter maka
semakin sering uji coba pasien, penjualan obat dan suntikan.

Saya tidak mengatakan semua RS International seperti ini tapi saya
mengalami kejadian ini di RS Omni International.

Tepatnya tanggal 7 Agustus 2008 jam 20.30 WIB, saya dengan kondisi
panas tinggi dan pusing kepala, datang ke RS. OMNI Intl dengan percaya
bahwa RS tersebut berstandard International, yang tentunya pasti
mempunyai ahli kedokteran dan manajemen yang bagus.

Saya diminta ke UGD dan mulai diperiksa suhu badan saya dan hasilnya
39 derajat. Setelah itu dilakukan pemeriksaan darah dan hasilnya
adalah thrombosit saya 27.000 dengan kondisi normalnya adalah 200.000,
saya diinformasikan dan ditangani oleh dr. Indah (umum) dan dinyatakan
saya wajib rawat inap. Dr. Indah melakukan pemeriksaan lab ulang
dengan sample darah saya yang sama dan hasilnya dinyatakan masih sama
yaitu thrombosit 27.000. Dr. Indah menanyakan dokter specialist mana
yang akan saya gunakan tapi saya meminta referensi darinya karena saya
sama sekali buta dengan RS ini. Lalu referensi dr. Indah adalah dr.
Henky. Dr. Henky memeriksa kondisi saya dan saya menanyakan saya
sakit apa dan dijelaskan bahwa ini sudah positif demam berdarah.

Mulai malam itu saya diinfus dan diberi suntikan tanpa penjelasan
atau ijin pasien atau keluarga pasien suntikan tersebut untuk apa.
Keesokan pagi, dr.Henky visit saya dan menginformasikan bahwa ada
revisi hasil lab semalam bukan 27.000 tapi 181.000 (hasil lab bisa
dilakukan revisi?), saya kaget tapi dr. Henky terus memberikan
instruksi ke suster perawat supaya diberikan berbagai macam suntikan
yang saya tidak tahu dan tanpa ijin pasien atau keluarga pasien.
Saya tanya kembali jadi saya sakit apa sebenarnya dan tetap masih sama
dengan jawaban semalam bahwa saya kena demam berdarah. Saya sangat
kuatir karena dirumah saya memiliki 2 anak yang masih batita jadi saya
lebih memilih berpikir positif tentang RS dan dokter ini supaya saya
cepat sembuh dan saya percaya saya ditangani oleh dokter profesional
standard Internatonal.

Mulai Jumat terebut saya diberikan berbagai macam suntikan yang
setiap suntik tidak ada keterangan apapun dari suster perawat, dan
setiap saya meminta keterangan tidak mendapatkan jawaban yang
memuaskan, lebih terkesan suster hanya menjalankan perintah dokter dan
pasien harus menerimanya. Satu box lemari pasien penuh dengan infus
dan suntikan disertai banyak ampul.

Tangan kiri saya mulai membengkak, saya minta dihentikan infus dan
suntikan dan minta ketemu dengan dr. Henky namun dokter tidak datang
sampai saya dipindahkan ke ruangan. Lama kelamaan suhu badan saya
makin naik kembali ke 39 derajat dan datang dokter pengganti yang saya
juga tidak tahu dokter apa, setelah dicek dokter tersebut hanya
mengatakan akan menunggu dr. Henky saja.

Esoknya dr. Henky datang sore hari dengan hanya menjelaskan ke
suster untuk memberikan obat berupa suntikan lagi, saya tanyakan ke
dokter tersebut saya sakit apa sebenarnya dan dijelaskan saya kena
virus udara. Saya tanyakan berarti bukan kena demam berdarah tapi dr.
Henky tetap menjelaskan bahwa demam berdarah tetap virus udara. Saya
dipasangkan kembali infus sebelah kanan dan kembali diberikan suntikan
yang sakit sekali.

Malamnya saya diberikan suntikan 2 ampul sekaligus dan saya
terserang sesak napas selama 15 menit dan diberikan oxygen. Dokter
jaga datang namun hanya berkata menunggu dr. Henky saja. Jadi malam
itu saya masih dalam kondisi infus padahal tangan kanan saya pun
mengalami pembengkakan seperti tangan kiri saya.

Saya minta dengan paksa untuk diberhentikan infusnya dan menolak
dilakukan suntikan dan obat-obatan.

Esoknya saya dan keluarga menuntut dr. Henky untuk ketemu dengan
kami namun janji selalu diulur-ulur dan baru datang malam hari.
Suami dan kakak-kakak saya menuntut penjelasan dr. Henky mengenai sakit
saya, suntikan, hasil lab awal yang 27.000 menjadi revisi 181.000 dan
serangan sesak napas yang dalam riwayat hidup saya belum pernah terjadi.

Kondisi saya makin parah dengan membengkaknya leher kiri dan mata
kiri saya.

Dr, Henky tidak memberikan penjelasan dengan memuaskan, dokter
tersebut malah mulai memberikan instruksi ke suster untuk diberikan
obat-obatan kembali dan menyuruh tidak digunakan infus kembali. Kami
berdebat mengenai kondisi saya dan meminta dr. Henky bertanggung jawab
mengenai ini dari hasil lab yang pertama yang seharusnya saya bisa
rawat jalan saja. Dr. Henky menyalahkan bagian lab dan tidak bisa
memberikan keterangan yang memuaskan.

Keesokannya kondisi saya makin parah dengan leher kanan saya juga
mulai membengkak dan panas kembali menjadi 39 derajat namun saya tetap
tidak mau dirawat di RS ini lagi dan mau pindah ke RS lain. Tapi saya
membutuhkan data medis yang lengkap dan lagi-lagi saya dipermainkan
dengan diberikan data medis yang fiktif.

Dalam catatan medis, diberikan keterangan bahwa BAB saya lancar
padahal itu kesulitan saya semenjak dirawat di RS ini tapi tidak ada
follow upnya samasekali. Lalu hasil lab yang diberikan adalah hasil
thrombosit saya yang 181.000 bukan 27.000.

Saya ngotot untuk diberikan data medis hasil lab 27.000 namun sangat
dikagetkan bahwa hasil lab 27.000 tersebut tidak dicetak dan yang
tercetak adalah 181.000, kepala lab saat itu adalah dr. Mimi dan
setelah saya complaint dan marah-marah, dokter tersebut mengatakan
bahwa catatan hasil lab 27.000 tersebut ada di Manajemen Omni maka
saya desak untuk bertemu langsung dengan Manajemen yang memegang hasil
lab tersebut.

Saya mengajukan complaint tertulis ke Manajemen Omni dan diterima
oleh Ogi (customer service coordinator) dan saya minta tanda terima.
Dalam tanda terima tersebut hanya ditulis saran bukan complaint, saya
benar-benar dipermainkan oleh Manajemen Omni dengan staff Ogi yang
tidak ada service nya sama sekali ke customer melainkan seperti
mencemooh tindakan saya meminta tanda terima pengajuan complaint tertulis.

Dalam kondisi sakit, saya dan suami saya ketemu dengan Manajemen,
atas nama Ogi (customer service coordinator) dan dr. Grace (customer
service manager) dan diminta memberikan keterangan kembali mengenai
kejadian yang terjadi dengan saya.

Saya benar-benar habis kesabaran dan saya hanya meminta surat
pernyataan dari lab RS ini mengenai hasil lab awal saya adalah 27.000
bukan 181.000 makanya saya diwajibkan masuk ke RS ini padahal dengan
kondisi thrombosit 181.000 saya masih bisa rawat jalan.

Tanggapan dr. Grace yang katanya adalah penanggung jawab masalah
complaint saya ini tidak profesional samasekali. Tidak menanggapi
complaint dengan baik, dia mengelak bahwa lab telah memberikan hasil
lab 27.000 sesuai dr. Mimi informasikan ke saya. Saya minta duduk
bareng antara lab, Manajemen dan dr. Henky namun tidak bisa dilakukan
dengan alasan akan dirundingkan ke atas (Manajemen) dan berjanji akan
memberikan surat tersebut jam 4 sore.

Setelah itu saya ke RS lain dan masuk ke perawatan dalam kondisi
saya dimasukkan dalam ruangan isolasi karena virus saya ini menular,
menurut analisa ini adalah sakitnya anak-anak yaitu sakit gondongan
namun sudah parah karena sudah membengkak, kalau kena orang dewasa
yang ke laki-laki bisa terjadi impoten dan perempuan ke pankreas dan
kista. Saya lemas mendengarnya dan benar-benar marah dengan RS Omni
yang telah membohongi saya dengan analisa sakit demam berdarah dan
sudah diberikan suntikan macam-macam dengan dosis tinggi sehingga
mengalami sesak napas.

Saya tanyakan mengenai suntikan tersebut ke RS yang baru ini dan
memang saya tidak kuat dengan suntikan dosis tinggi sehingga terjadi
sesak napas.

Suami saya datang kembali ke RS Omni menagiih surat hasil lab 27.000
tersebut namun malah dihadapkan ke perundingan yang tidak jelas dan
meminta diberikan waktu besok pagi datang langsung ke rumah saya.
Keesokan paginya saya tunggu kabar orang rumah sampai jam 12 siang
belum ada orang yang datang dari Omni memberikan surat tersebut.
Saya telepon dr. Grace sebagai penanggung jawab compaint dan diberikan
keterangan bahwa kurirnya baru mau jalan ke rumah saya namun sampai
jam 4 sore saya tunggu dan ternyata belum ada juga yang datang kerumah
saya. Kembali saya telepon dr. Grace dan dia mengatakan bahwa sudah
dikirim dan ada tanda terima atas nama Rukiah, ini benar-benar
kebohongan RS yang keterlaluan sekali, dirumah saya tidak ada nama
Rukiah, saya minta disebutkan alamat jelas saya dan mencari datanya
sulit sekali dan membutuhkan waktu yang lama. Logikanya dalam tanda
terima tentunya ada alamat jelas surat tertujunya kemana kan ?
makanya saya sebut Manajemen Omni PEMBOHONG BESAR semua. Hati-hati
dengan permainan mereka yang mempermainkan nyawa orang.

Terutama dr. Grace dan Ogi, tidak ada sopan santun dan etika
mengenai pelayanan customer, tidak sesuai dengan standard
International yang RS ini cantum.

Saya bilang ke dr. Grace, akan datang ke Omni untuk mengambil surat
tersebut dan ketika suami saya datang ke Omni hanya dititipkan ke
resepsionis saja dan pas dibaca isi suratnya sungguh membuat sakit
hati kami, pihak manajemen hanya menyebutkan mohon maaf atas
ketidaknyamanan kami dan tidak disebutkan mengenai kesalahan lab awal
yang menyebutkan 27.000 dan dilakukan revisi 181.000 dan diberikan
suntikan yang mengakibatkan kondisi kesehatan makin memburuk dari
sebelum masuk ke RS Omni.

Kenapa saya dan suami saya ngotot dengan surat tersebut? karena saya
ingin tahu bahwa sebenarnya hasil lab 27.000 itu benar ada atau fiktif
saja supaya RS Omni mendapatkan pasien rawat inap. Dan setelah
beberapa kali kami ditipu dengan janji maka sebenarnya adalah hasil
lab saya 27.000 adalah FIKTIF dan yang sebenarnya saya tidak perlu
rawat inap dan tidak perlu ada suntikan dan sesak napas dan kesehatan
saya tidak makin parah karena bisa langsung tertangani dengan baik.

Saya dirugikan secara kesehatan, mungkin dikarenakan biaya RS ini
dengan asuransi makanya RS ini seenaknya mengambil limit asuransi saya
semaksimal mungkin tapi RS ini tidak memperdulikan efek dari
keserakahan ini.

Ogi menyarankan saya bertemiu dengan direktur operasional RS Omni
(dr. Bina) namun saya dan suami saya terlalu lelah mengikuti permainan
kebohongan mereka dengan kondisi saya masih sakit dan dirawat di RS lain.

Syukur Alhamdulilah saya mulai membaik namun ada kondisi mata saya
yang selaput atasnya robek dan terkena virus sehingga penglihatan saya
tidak jelas dan apabila terkena sinar saya tidak tahan dan ini
membutuhkan waktu yang cukup untuk menyembuhkan.

Setiap kehidupan manusia pasti ada jalan hidup dan nasibnya
masing-masing, benar.... tapi apabila nyawa manusia dipermainkan oleh
sebuah RS yang dpercaya untuk menyembuhkan malah mempermainkan sungguh
mengecewakan, semoga Allah memberikan hati nurani ke Manajemen dan
dokter RS Omni supaya diingatkan kembali bahwa mereka juga punya
keluarga, anak, orang tua yang tentunya suatu saat juga sakit dan
membutuhkan medis, mudah-mudahan tidak terjadi seperti yang saya alami
di RS Omni ini.

Saya sangat mengharapkan mudah-mudahan salah satu pembaca adalah
karyawan atau dokter atau Manajemen RS Omni, tolong sampaikan ke dr.
Grace, dr. Henky, dr. Mimi dan Ogi bahwa jangan sampai pekerjaan mulia
kalian sia-sia hanya demi perusahaan Anda.

Saya informasikan juga dr. Henky praktek di RSCM juga, saya tidak
mengatakan RSCM buruk tapi lebih hati-hati dengan perawatan medis dari
dokter ini.



salam,



Prita Mulyasari

erwin aja
08-28-2008, 10:15 AM
untuk sedikit tambahan :
kemarin ini sempet saudara gw masuk RS, dan keluhannya adalah susah BAB..
Setelah periksa sana sini, saudara gw ini di vonis kena usus buntu, dan diharuskan segera operasi. Dan akhirnya diharuskan mengikuti segala macam test, dan test2 tsb tidaklah murah, sampai yg terburuk harus di infus insulin, krn dipersiapkan utk operasi. Lalu saudara gw ini bersikeras tdk mau operasi dan dia hanya minta kotoran yg ada di perut dia itu dikeluarin aja gimana caranya. akhir kata cuma di sedot duburnya lalu keluarlah tuh kotoran yg sangat banyaknya, sehabis itu tidak ada lg rasa sakit diperutnya dan keluarlah dari rumah sakit itu dalam 1 hari, yang menghabiskan dana lebih dari 2 ekor baby SR....

taras
08-28-2008, 10:40 AM
untuk sedikit tambahan :
kemarin ini sempet saudara gw masuk RS, dan keluhannya adalah susah BAB..
Setelah periksa sana sini, saudara gw ini di vonis kena usus buntu, dan diharuskan segera operasi. Dan akhirnya diharuskan mengikuti segala macam test, dan test2 tsb tidaklah murah, sampai yg terburuk harus di infus insulin, krn dipersiapkan utk operasi. Lalu saudara gw ini bersikeras tdk mau operasi dan dia hanya minta kotoran yg ada di perut dia itu dikeluarin aja gimana caranya. akhir kata cuma di sedot duburnya lalu keluarlah tuh kotoran yg sangat banyaknya, sehabis itu tidak ada lg rasa sakit diperutnya dan keluarlah dari rumah sakit itu dalam 1 hari, yang menghabiskan dana lebih dari 2 ekor baby SR....

Apa bener ya RS sekarang ini cuma cari untung dari biaya2 operasi yang nilaianya besar
dengan mengabaikan keselamatan jiwa pasiennya, jenis penyakit bisa dimanipulasi gitu,
dan kalo ketauan, alasannya simple banget dan ga berdosa, cuma bisa so sory, maaf
ada kesalahan diagnosa, dll yang notabene tidak bisa mempertanggung-jawabkan
perbuatannya. Kalo bener gini, kasian banget nasib kita yang dibodohin mentah2,
sudah hilang uang banyak ( sampe ngutang segala ), penyakit tidak kunjung sembuh
( malah tambah parah, syukur2 masih bisa hidup ). Sebenarnya ini bisa dikasus pidana
kan, tapi sekali lagi ya keluar duit lageeeeeeeee :cry::cry::cry:

Lebih baik pindah rumah sakit deh, dan jangan gegabah pasrah mau operasi bila dibilang
sakitnya parah dan harus operasi. Coba ke beberapa rumah sakit yang terpercaya
( yang ini susah nyarinya kalo dah kayak gini kasusnya :D:D ), minta diagnosa ulang lagi

Kayak gini ni, BAB kurang lancar dibilang sakit usus buntu. Busyeeet :mad::mad:

erwin aja
08-28-2008, 11:00 AM
hati2 thd semua RS dan semua DOKTER gadungan.....

taras
08-28-2008, 11:14 AM
hati2 thd semua RS dan semua DOKTER gadungan.....

Cara ngebedain dokter bener sama yang gadungan gimana bro ??? :confused::confused:

genno_st
08-28-2008, 11:17 AM
Wah...ngeri juga nih....Thx infonya bro......

HerOei
08-28-2008, 12:37 PM
Terima kasih atas informasinya.

rianfish
08-28-2008, 12:45 PM
SEBARIN ya berita2 ini, biar tau rasa tuh.
Setiap sakit, usahakan ada 2nd opinion, jgn buru2 disuruh MRI, cek ini itu, bahkan operasi, ambil obat jk mahal, ambil sedikit dulu. Pengalaman gw di Dr.Tulang. NIC***S, tanpa tindakan apa2 di charge 400rb! obatnya hampir 1.5jt, dan gw minum obt itu, langsung spt mau pingsan. Gak guna, lalu om gw, operasi tulang kaki, bisa panjang sebelah, dan setelah bbrp tahun, cek ke dokter lain dan di rontgen, masa ada kawat awut2an di pangkal pahanya, om gw inget kalo waktu di operasi, setengah sadar, dia dengar ada yg bilang, doc benangnya habis, gimana kalo pake kawat aja, dan disetujui, hasilnya, pasien gak bisa jongkok krn sakit, selama ini kirain memang begitu. Itu kawat bener2 spt ikat jemuran, awut2an.
JANGAN LUPA, 2nd opinion, krn dokter2 dan rs sekarang adalah mesin industri dan makan komisi yg luar biasa.
HATI2 bro.

defro
08-28-2008, 12:46 PM
Better sebelum memutuskan sesuatu, cari second opinion dulu.
Di indo memang banyak sindikat penjahat ........:D

erwin aja
08-28-2008, 12:59 PM
Cara ngebedain dokter bener sama yang gadungan gimana bro ??? :confused::confused:
Wah musti beli xray kayanya.........

taras
08-28-2008, 01:09 PM
Wah musti beli xray kayanya.........

Xray otaknya ya bro, kalo kecil kayak otak udang berarti dokter gadungan
:D:D:D:D

erwin aja
08-28-2008, 01:10 PM
Xray otaknya ya bro, kalo kecil kayak otak udang berarti dokter gadungan
:D:D:D:D
:top::top::top::top::top::top:

taras
08-28-2008, 01:18 PM
SEBARIN ya berita2 ini, biar tau rasa tuh.
Setiap sakit, usahakan ada 2nd opinion, jgn buru2 disuruh MRI, cek ini itu, bahkan operasi, ambil obat jk mahal, ambil sedikit dulu. Pengalaman gw di Dr.Tulang. NIC***S, tanpa tindakan apa2 di charge 400rb! obatnya hampir 1.5jt, dan gw minum obt itu, langsung spt mau pingsan. Gak guna, lalu om gw, operasi tulang kaki, bisa panjang sebelah, dan setelah bbrp tahun, cek ke dokter lain dan di rontgen, masa ada kawat awut2an di pangkal pahanya, om gw inget kalo waktu di operasi, setengah sadar, dia dengar ada yg bilang, doc benangnya habis, gimana kalo pake kawat aja, dan disetujui, hasilnya, pasien gak bisa jongkok krn sakit, selama ini kirain memang begitu. Itu kawat bener2 spt ikat jemuran, awut2an.
JANGAN LUPA, 2nd opinion, krn dokter2 dan rs sekarang adalah mesin industri dan makan komisi yg luar biasa.
HATI2 bro.

EDAN bener tuh dokter :mad::mad:
Titel boleh dokter, tapi mental PREMAAN abis :mad:
Masa benang diganti dengan kawat sih, apa ya sebelum operasi ga ada persiapan sama
sekali.

Bener sekali bro, yg gw tau obat resep sengaja dibuat over juga, harusnya jatahnya
cukup 3 hari tapi dibuat bisa untuk 1 minggu lebih. Ada yang kalo mau ditebus sedikit
dulu kaga boleh. Akibatnya sakit sudah sembuh tapi sisa obat masih banyak.
Ga heran sih, lha wong dokternya dapet komisi dari penjualan obat2annya itu juga :eviltounge::eviltounge:

Hilang sudah rasa kemanusiaan.....tertutup oleh keserakahan uang kekayaan

erwin aja
08-28-2008, 01:20 PM
EDAN bener tuh dokter :mad::mad:
Titel boleh dokter, tapi mental PREMAAN abis :mad:
Masa benang diganti dengan kawat sih, apa ya sebelum operasi ga ada persiapan sama
sekali.

Bener sekali bro, yg gw tau obat resep sengaja dibuat over juga, harusnya jatahnya
cukup 3 hari tapi dibuat bisa untuk 1 minggu lebih. Ada yang kalo mau ditebus sedikit
dulu kaga boleh. Akibatnya sakit sudah sembuh tapi sisa obat masih banyak.
Ga heran sih, lha wong dokternya dapet komisi dari penjualan obat2annya itu juga :eviltounge::eviltounge:

Hilang sudah rasa kemanusiaan.....tertutup oleh keserakahan uang kekayaan
yah namanya juga manusia....... tinggal pinter2 kita aja mencermatinya....:top:

taras
08-28-2008, 01:27 PM
yah namanya juga manusia....... tinggal pinter2 kita aja mencermatinya....:top:

Ga semua dokter sih, tapi jaman sudah berubah :o

genno_st
08-28-2008, 01:34 PM
SEBARIN ya berita2 ini, biar tau rasa tuh.
Setiap sakit, usahakan ada 2nd opinion, jgn buru2 disuruh MRI, cek ini itu, bahkan operasi, ambil obat jk mahal, ambil sedikit dulu. Pengalaman gw di Dr.Tulang. NIC***S, tanpa tindakan apa2 di charge 400rb! obatnya hampir 1.5jt, dan gw minum obt itu, langsung spt mau pingsan. Gak guna, lalu om gw, operasi tulang kaki, bisa panjang sebelah, dan setelah bbrp tahun, cek ke dokter lain dan di rontgen, masa ada kawat awut2an di pangkal pahanya, om gw inget kalo waktu di operasi, setengah sadar, dia dengar ada yg bilang, doc benangnya habis, gimana kalo pake kawat aja, dan disetujui, hasilnya, pasien gak bisa jongkok krn sakit, selama ini kirain memang begitu. Itu kawat bener2 spt ikat jemuran, awut2an.
JANGAN LUPA, 2nd opinion, krn dokter2 dan rs sekarang adalah mesin industri dan makan komisi yg luar biasa.
HATI2 bro.


Waduh....serem amat tuh Bro Rian......kaki orang dianggap onderdil mobil ngkali tuh ama dokternya...maen kawatin aja....emang jemuran.....:mad: :mad: :bad: :bad:
"MALPRAKTER ITU NAMANYA".......

genno_st
08-28-2008, 01:40 PM
EDAN bener tuh dokter :mad::mad:
Titel boleh dokter, tapi mental PREMAAN abis :mad:
Masa benang diganti dengan kawat sih, apa ya sebelum operasi ga ada persiapan sama
sekali.

Bener sekali bro, yg gw tau obat resep sengaja dibuat over juga, harusnya jatahnya
cukup 3 hari tapi dibuat bisa untuk 1 minggu lebih. Ada yang kalo mau ditebus sedikit
dulu kaga boleh. Akibatnya sakit sudah sembuh tapi sisa obat masih banyak.
Ga heran sih, lha wong dokternya dapet komisi dari penjualan obat2annya itu juga :eviltounge::eviltounge:

Hilang sudah rasa kemanusiaan.....tertutup oleh keserakahan uang kekayaan

Sudah jadi rahasia umum.......:bad: :bad: :bad:

rianfish
08-28-2008, 02:57 PM
sekarang sdh ditangani r.s lain bro, krn om gw terjatuh dan kaki sebelahnya patah. Jd sekarang kedua tulang paha nya dari solid metal!!!! :) lewat bandara , jamin bunyi tuh..Nah dokter dan r.s yg satu ini, luar biasa bagus dan baik. Komunikatif dan tdk meres. Dulu dia opname 24hari, sekarang hanya 5 hari,disuruh pulang, kasus sama persis. Sdh boleh pulang kata dokternya. Mrk kaget liat kawat2 itu. Tp, buat menuntut, well, bisa habis biaya lebih besar lg, buat lawyer, dll.

taras
08-28-2008, 04:03 PM
sekarang sdh ditangani r.s lain bro, krn om gw terjatuh dan kaki sebelahnya patah. Jd sekarang kedua tulang paha nya dari solid metal!!!! :) lewat bandara , jamin bunyi tuh..Nah dokter dan r.s yg satu ini, luar biasa bagus dan baik. Komunikatif dan tdk meres. Dulu dia opname 24hari, sekarang hanya 5 hari,disuruh pulang, kasus sama persis. Sdh boleh pulang kata dokternya. Mrk kaget liat kawat2 itu. Tp, buat menuntut, well, bisa habis biaya lebih besar lg, buat lawyer, dll.

Syukurlah dapet RS yang baik, ga enak banget dioprek-oprek lagi kakinya,
kesalahan sedikit bisa fatal akibatnya :cry::cry::cry:

genno_st
08-28-2008, 04:10 PM
Sekedar berbagi aja nih....
dulu waktu istri gw sehabis melahirkan (lewat cesar) pihak rumah sakit bilang harus istirahat di rmh sakit minimal 2 hari lagi baru boleh pulang, tapi dokternya untung baik, dia bilang gak usah nunggu 2 hari, besoknya (1 hari ) aja udah cukup. Akhirnya dgn referensi dokter besoknya istri gw boleh pulang, memang kebetulan kondisinya baik.....tidak drop sehabis cesar.....lumayan bisa ngirit biaya nginap 1 malam.....:D

taras
08-28-2008, 04:13 PM
Sekedar berbagi aja nih....
dulu waktu istri gw sehabis melahirkan (lewat cesar) pihak rumah sakit bilang harus istirahat di rmh sakit minimal 2 hari lagi baru boleh pulang, tapi dokternya untung baik, dia bilang gak usah nunggu 2 hari, besoknya (1 hari ) aja udah cukup. Akhirnya dgn referensi dokter besoknya istri gw boleh pulang, memang kebetulan kondisinya baik.....tidak drop sehabis cesar.....lumayan bisa ngirit biaya nginap 1 malam.....:D

Dapet dokter yang pengertian :top:

djuwanto
08-28-2008, 04:22 PM
setiap R.S. ada reputasi buruk dan baiknya, sama seperti usaha lain2nya,tidak ada yg sempurna.........

genno_st
08-28-2008, 04:25 PM
setiap R.S. ada reputasi buruk dan baiknya, sama seperti usaha lain2nya,tidak ada yg sempurna.........

Setuju...:top: ...manusia aja gak ada yg sempurna....cuma yg DI ATAS yg sempurna...:)

arif1202
08-28-2008, 04:28 PM
Bener juga. Saya pernah ngalamin waktu anak pertama sakit panas, suhunya 39,9'C. Langsung masuk UGD di salah satu RS besar di Jatinegara, cek darah. Dari hasil tersebut ada kelainan sel darah putih yang over, jadi kata Dr UGD tsb harus dirawat. Kita semua jadi sedih, ditambah lagi tuch bocah merengek minta pulang, Mama ... aku nggak mau dirawat.

Alhasil, kita nggak mau dirawat dan minta obat rawat jalan ajach dan diresepin di apotik rs tersebut ..... ehhhh sampe keesokan harinya tuch anak masih panas tinggi. Akhirnya second opinion ke dokter lain di rs yg sama, spesialis anak, cek darah lagi. Hasilnya dibilang gejala DBD lach, Typus lah ... dan harus dirawat . Gimana nggak pusing .... 2 dokter nyuruh dirawat.

Tuch anak ngerengek-rengek minta pulang, gua discuss sama isteri spy dirawat, isteri marah-marah nggak mau. Akhirnya gua sebagai misua dan ortu nggak tega ngeliat kaya' gitu, Gua putusin kita harus pulang.

3rd opinion, Gua ke dokter umum dekat rumah. Dokter-nya masih muda, tpt prakteknya sederhana rumah kontrakan petak kecil. Walau tengah malam jam 12 lewat, sang dokter menerima dengan senang hati. Gua ceritain semuanya sambil gua kasih hasil lab dan statusnya. Kata sang dokter , ohhhh ini sich nggak papa, ngak perlu dirawat, saya kasih obat ajach mudah-mudahan besok panasnya sudah turun (saat itu panasnya masih tinggi, total hampir 3 hari panas tinggi).

Alhamdulillah , anak gua pas besoknya panasnya langsung turun dan sorenya bisa bermain kembali. Dalam hati .... KUrang ajar tuch rs, mo' nyipoain gua. Tapi gua hanya bisa kesal dalam hati, karena kalo nuntut repot, IDI selalu ngebela dokter, hampir nggak pernah ngebela Pasien, kecuali ada IPI, mungkin Pasien bisa menang.

Akhirnya gua belajar dari pengalaman ini, jangan selalu percaya ama yang namanya DOKTER. Dokter sekarang kemanusiaaannnya udah kurang alias profit oriented, kacau bahhhh, nyawa disamakan ama barang dagangan . Sekarang kalo gua sekeluarga sakit, selalu berkunjung ke dokter yg sederhana itu, alhamdulillah sampe sekarang kita semua sehat-sehat aja, semoga kita semua senantiasa diber nikmat sehat oleh-Nya, Amien.

Salam,
Arif

taras
08-28-2008, 04:42 PM
Bener juga. Saya pernah ngalamin waktu anak pertama sakit panas, suhunya 39,9'C. Langsung masuk UGD di salah satu RS besar di Jatinegara, cek darah. Dari hasil tersebut ada kelainan sel darah putih yang over, jadi kata Dr UGD tsb harus dirawat. Kita semua jadi sedih, ditambah lagi tuch bocah merengek minta pulang, Mama ... aku nggak mau dirawat.

Alhasil, kita nggak mau dirawat dan minta obat rawat jalan ajach dan diresepin di apotik rs tersebut ..... ehhhh sampe keesokan harinya tuch anak masih panas tinggi. Akhirnya second opinion ke dokter lain di rs yg sama, spesialis anak, cek darah lagi. Hasilnya dibilang gejala DBD lach, Typus lah ... dan harus dirawat . Gimana nggak pusing .... 2 dokter nyuruh dirawat.

Tuch anak ngerengek-rengek minta pulang, gua discuss sama isteri spy dirawat, isteri marah-marah nggak mau. Akhirnya gua sebagai misua dan ortu nggak tega ngeliat kaya' gitu, Gua putusin kita harus pulang.

3rd opinion, Gua ke dokter umum dekat rumah. Dokter-nya masih muda, tpt prakteknya sederhana rumah kontrakan petak kecil. Walau tengah malam jam 12 lewat, sang dokter menerima dengan senang hati. Gua ceritain semuanya sambil gua kasih hasil lab dan statusnya. Kata sang dokter , ohhhh ini sich nggak papa, ngak perlu dirawat, saya kasih obat ajach mudah-mudahan besok panasnya sudah turun (saat itu panasnya masih tinggi, total hampir 3 hari panas tinggi).

Alhamdulillah , anak gua pas besoknya panasnya langsung turun dan sorenya bisa bermain kembali. Dalam hati .... KUrang ajar tuch rs, mo' nyipoain gua. Tapi gua hanya bisa kesal dalam hati, karena kalo nuntut repot, IDI selalu ngebela dokter, hampir nggak pernah ngebela Pasien, kecuali ada IPI, mungkin Pasien bisa menang.

Akhirnya gua belajar dari pengalaman ini, jangan selalu percaya ama yang namanya DOKTER. Dokter sekarang kemanusiaaannnya udah kurang alias profit oriented, kacau bahhhh, nyawa disamakan ama barang dagangan . Sekarang kalo gua sekeluarga sakit, selalu berkunjung ke dokter yg sederhana itu, alhamdulillah sampe sekarang kita semua sehat-sehat aja, semoga kita semua senantiasa diber nikmat sehat oleh-Nya, Amien.

Salam,
Arif

Bener bro, banyak yang profit oriented, tidak object oriented
Di RS sekarang kalo rawat inap sudah suruh DP dulu :cry::cry:
Kadang kita sering salah duga, dipikir dengan RS yang besar, pasti
peralatan dan dokternya canggih dan lengkap, ga taunya malah
jadi bulan-bulanan.

Sekali lagi, ga semua image RS seperti itu ....

yuthie
08-29-2008, 10:57 AM
just sharing :
awal januari kemaren saya tiba2 jatuh sakit...
paginya fine2 aja tuh (ke kantor nyetir sendiri), tp setelah makan siang kepala saya pusing dan muntah2...
saya kirain masuk angin biasa...trus saya minta tlng temen anterin pulang ke bekasi.
di jalan saya muntah2 lagi, abis itu langsung aja saya minta ke teman anterin ke rs aja...
sampe rs (mitra keluarga bekasi timur) ini titelnya international juga lho....:mad:
langsung masuk ugd, dan setelah tes ini-itu diagnosanya gagal ginjal akut.....
duuuaaaarrrrr......kaget setengah mati saya waktu itu, wong saya gak pernah ada keluhan di ginjal...

saya langsung telp istri di rumah, bilang saya dirawat di rs....
dinfus, disuntik ini-itu, tiap minum obat 7 macem...
3 hari di rs keadaan makin buruk...sering parno...
tp saya kuatkan diri dan batin....saya harus tetap hidup...
hari ke empat disuruh cuci darah....nah ini saya ragu banget...
istri dan temen yg jagain saya telp ke semua teman & kerabat yg ngerti medis...
temen saya terus berusaha nanya informasi perkembangan kondisi saya ke pihak RS
tapi menurut temen saya itu, jawabannya tidak memuaskan dan sampai ribut dgn dokter jaga (dokternya bilang ke temen saya, percuma dijelaskan soalnya bapak gak bakalan ngerti) kampret gak tuh....emangnya kita disitu gak bayar apa...??!!!:angry: :mad:
akhirnya saya ambil keputusan saya gak mau cuci darah...dan saya pengen dirawat di medan aja dekat ama keluarga yg lain....

singkat cerita, hari kelima saya dijemput abang saya dari medan....nyampe bandara langsung di Rumah Sakit, RS-nya kecil lho...
(kebetulan keluarga kenal ama dokternya, sebut aja namanya ya... dr. Tunggul, ini dokter spesialis ginjal)
setelah baca semua record medis dari RS. MKI yg di bekasi...
dokternya bingung, komentarnya cuma :
"lho kok bisa jadi begini...??? stress mungkin tuh tuh orang....
ya udah kamu dirawat disini aja, gak usah ke RS besar...udah banyak duit keluar disana.
jgn banyak pikiran, kita pake obat aja dulu ya...kalau kamu ikutin saran saya, kamu bisa cepat sembuh....
2 hari dirawat di medan kondisi saya berangsur membaik...alhamdulillah....
tau gak bro'...treatmentnya cuma infus, suntik 2 kali, obat yg saya makan cuma 3 macem...
hari kelima infus dibuka...obat cuma makan 2 macem, trus disuruh belajar jalan...
oh..ya saya gak bisa jalan lho....
Alhamdulillah hari ketujuh saya sudah boleh pulang....dan berobat jalan

ternyata dokter di bekasi itu kasih saya obat yg dosisnya tinggi sekali...
sampe punggung, heher, dan kaki keram....

intinya ya kita harus lebih hati2 kalau berobat ke RS....
harus ada second opinion, jgn langsung mau aja disuruh begini-begitu...
dokter sekarang mah parah2....temen sma gw yg goblok aja (tp anak pejabat) bisa jadi dokter kok...
ngeri aja tuh...ntar slah suntik orang lain bisa koit....:D :D :D

taras
08-29-2008, 11:47 AM
just sharing :
awal januari kemaren saya tiba2 jatuh sakit...
paginya fine2 aja tuh (ke kantor nyetir sendiri), tp setelah makan siang kepala saya pusing dan muntah2...
saya kirain masuk angin biasa...trus saya minta tlng temen anterin pulang ke bekasi.
di jalan saya muntah2 lagi, abis itu langsung aja saya minta ke teman anterin ke rs aja...
sampe rs (mitra keluarga bekasi timur) ini titelnya international juga lho....:mad:
langsung masuk ugd, dan setelah tes ini-itu diagnosanya gagal ginjal akut.....
duuuaaaarrrrr......kaget setengah mati saya waktu itu, wong saya gak pernah ada keluhan di ginjal...

saya langsung telp istri di rumah, bilang saya dirawat di rs....
dinfus, disuntik ini-itu, tiap minum obat 7 macem...
3 hari di rs keadaan makin buruk...sering parno...
tp saya kuatkan diri dan batin....saya harus tetap hidup...
hari ke empat disuruh cuci darah....nah ini saya ragu banget...
istri dan temen yg jagain saya telp ke semua teman & kerabat yg ngerti medis...
temen saya terus berusaha nanya informasi perkembangan kondisi saya ke pihak RS
tapi menurut temen saya itu, jawabannya tidak memuaskan dan sampai ribut dgn dokter jaga (dokternya bilang ke temen saya, percuma dijelaskan soalnya bapak gak bakalan ngerti) kampret gak tuh....emangnya kita disitu gak bayar apa...??!!!:angry: :mad:
akhirnya saya ambil keputusan saya gak mau cuci darah...dan saya pengen dirawat di medan aja dekat ama keluarga yg lain....

singkat cerita, hari kelima saya dijemput abang saya dari medan....nyampe bandara langsung di Rumah Sakit, RS-nya kecil lho...
(kebetulan keluarga kenal ama dokternya, sebut aja namanya ya... dr. Tunggul, ini dokter spesialis ginjal)
setelah baca semua record medis dari RS. MKI yg di bekasi...
dokternya bingung, komentarnya cuma :
"lho kok bisa jadi begini...??? stress mungkin tuh tuh orang....
ya udah kamu dirawat disini aja, gak usah ke RS besar...udah banyak duit keluar disana.
jgn banyak pikiran, kita pake obat aja dulu ya...kalau kamu ikutin saran saya, kamu bisa cepat sembuh....
2 hari dirawat di medan kondisi saya berangsur membaik...alhamdulillah....
tau gak bro'...treatmentnya cuma infus, suntik 2 kali, obat yg saya makan cuma 3 macem...
hari kelima infus dibuka...obat cuma makan 2 macem, trus disuruh belajar jalan...
oh..ya saya gak bisa jalan lho....
Alhamdulillah hari ketujuh saya sudah boleh pulang....dan berobat jalan

ternyata dokter di bekasi itu kasih saya obat yg dosisnya tinggi sekali...
sampe punggung, heher, dan kaki keram....

intinya ya kita harus lebih hati2 kalau berobat ke RS....
harus ada second opinion, jgn langsung mau aja disuruh begini-begitu...
dokter sekarang mah parah2....temen sma gw yg goblok aja (tp anak pejabat) bisa jadi dokter kok...
ngeri aja tuh...ntar slah suntik orang lain bisa koit....:D :D :D


He2. Kalimat yang terakhir jadi geli bacanya :D:D. Kalo ini duit dan jabatan
yang bicara, bukan otaknya :p

Nice sharing bro ... :top:

SZI
08-29-2008, 11:54 AM
waduh mengerikan ni thread. thanks utk sharing infonya bos. semua org harus lebih jeli nih kayaknya. gawat kalo dr asal2an menarik kesimpulan, keji sekali.

djuwanto
08-29-2008, 02:29 PM
untuk penyakit2 yg fatal / mematikan memang perlu/harus mendapat opini2 dari Dokter2 yg berbeda, ini juga terjadi di Hospital Elisabet dimana bibi saya divonis bolamatanya harus diangkat karena ada tumor,jika operasi sudah dipastikan buta sebelah, karena bolak balik cari second opinion, ketemu Dokter yg malah di Indonesia diberi obat tetes sambil meyakinkan bibi saya tidak perlu operasi, sekarang kesembuhannya mencapai 90%(sedikit rabun)tapi sudah tidak ada rasa sakit/nyeri lagi. kes: cocok2an juga/ketemu jodohnya.

taras
09-01-2008, 09:50 AM
untuk penyakit2 yg fatal / mematikan memang perlu/harus mendapat opini2 dari Dokter2 yg berbeda, ini juga terjadi di Hospital Elisabet dimana bibi saya divonis bolamatanya harus diangkat karena ada tumor,jika operasi sudah dipastikan buta sebelah, karena bolak balik cari second opinion, ketemu Dokter yg malah di Indonesia diberi obat tetes sambil meyakinkan bibi saya tidak perlu operasi, sekarang kesembuhannya mencapai 90%(sedikit rabun)tapi sudah tidak ada rasa sakit/nyeri lagi. kes: cocok2an juga/ketemu jodohnya.

Betul, bertumpu pada satu sumber saja bisa jadi sebenarnya salah diagnosa, dan bisa
berakibat fatal !!

amkri
09-01-2008, 11:02 AM
memang dokter-dokter skrg perlu dipertanyakan moralitasnya dlm mebantu kesehatan pasien............gw jg pernah punya pengalaman kurang beruntung dg dokter......satu saat gw pernah panas tinggi tanpa ada tanda-tanda spt flu........tiba-tiba aja tuh panas badan dtgnya...........akhirnya stelah ditimbang-timbang cobalah ke RS kecil di daerah Rawamangun dokter menyatakan sy kena campak...........dia bilang paling dua-3 hari panasnya hilang.........

oke.......akhirnya gw istirahat....besoknya telp kantor gak bisa masuk krn campak........eh teman yg biasa ngurus surat ijin sakit bilang....gak salah cuma ijin 2 hari? lho memang kenapa, tanya gw............beberapa teman yg kena campak biasanya seminggu :eek::eek: ,kata dia lg........

nah lo.......kok lain ya? akhirnya coba kontak sepupu yg dokter.......trus gw bacain resep apa aja yg dikasih.....trus dia kasih resep tambahan.......tpi sebelumnya dia tanya pernah kena maag gak?.......gw bilang gak yakin..ya udah dicoba dulu aja.........oke

besoknya panas naik turun......sebetulnya hr kedua menjelang sore panas badan naik turun ditambah cuaca perut mulai gak jelas..............wah kena maag nih gw pikir.......alhasil gw hrs berjuang empat kali ke toilet dg suhu badan panas bin pening tujuh keliling sepanjang malam......paginya telp lg sepupu gw.......dia bilang mungkin krn kena obat yg dia kasih.........gw bilang gw blm sempat minum......wah berarti obat penurun panasnya...........kata dia...........nah lo.......

sepupu gw bilang dosisnya ketinggian shg bisa kena ke maag.......wassalam.......akhi rnya atas anjuran dia gw stop semua obat yg dikasih dr dokter pertama......alhamdulillh dua tiga hari tanpa obat panas dingin ilang kondisi gw lbh baik...........tp ya itu yg namanya campak seminggu istirahat juga gak cukup...........

memang pernah ada teman yg kerja di distribusi obat bilang seringkali krn alasan komersil dan iming-iming pabrik obat......dokter-dokter sering kasih obat dosis tinggi.......haislnya dia sering didatangi detailer utk tandatangan hasil penjualan resep utk bukti fee penjualan obat........dokter kebagian fee dr setiap resep yg dia tandatangan.......teman ge itu nyaranin kalo ada yg generiknya lebih baik beli yg generik supaya penyakit kita gak terlalu imun dg obat krn biasa dikasih obat dosis tinggi.......

ini baru sebgian kecil prakter-praktek buruk dunia kesehatan di Indonesia............tp gw masih percaya masih ada dokter-dokter yg puny nurani.........

taras
09-01-2008, 11:28 AM
memang dokter-dokter skrg perlu dipertanyakan moralitasnya dlm mebantu kesehatan pasien............gw jg pernah punya pengalaman kurang beruntung dg dokter......satu saat gw pernah panas tinggi tanpa ada tanda-tanda spt flu........tiba-tiba aja tuh panas badan dtgnya...........akhirnya stelah ditimbang-timbang cobalah ke RS kecil di daerah Rawamangun dokter menyatakan sy kena campak...........dia bilang paling dua-3 hari panasnya hilang.........

oke.......akhirnya gw istirahat....besoknya telp kantor gak bisa masuk krn campak........eh teman yg biasa ngurus surat ijin sakit bilang....gak salah cuma ijin 2 hari? lho memang kenapa, tanya gw............beberapa teman yg kena campak biasanya seminggu :eek::eek: ,kata dia lg........

nah lo.......kok lain ya? akhirnya coba kontak sepupu yg dokter.......trus gw bacain resep apa aja yg dikasih.....trus dia kasih resep tambahan.......tpi sebelumnya dia tanya pernah kena maag gak?.......gw bilang gak yakin..ya udah dicoba dulu aja.........oke

besoknya panas naik turun......sebetulnya hr kedua menjelang sore panas badan naik turun ditambah cuaca perut mulai gak jelas..............wah kena maag nih gw pikir.......alhasil gw hrs berjuang empat kali ke toilet dg suhu badan panas bin pening tujuh keliling sepanjang malam......paginya telp lg sepupu gw.......dia bilang mungkin krn kena obat yg dia kasih.........gw bilang gw blm sempat minum......wah berarti obat penurun panasnya...........kata dia...........nah lo.......

sepupu gw bilang dosisnya ketinggian shg bisa kena ke maag.......wassalam.......akhi rnya atas anjuran dia gw stop semua obat yg dikasih dr dokter pertama......alhamdulillh dua tiga hari tanpa obat panas dingin ilang kondisi gw lbh baik...........tp ya itu yg namanya campak seminggu istirahat juga gak cukup...........

memang pernah ada teman yg kerja di distribusi obat bilang seringkali krn alasan komersil dan iming-iming pabrik obat......dokter-dokter sering kasih obat dosis tinggi.......haislnya dia sering didatangi detailer utk tandatangan hasil penjualan resep utk bukti fee penjualan obat........dokter kebagian fee dr setiap resep yg dia tandatangan.......teman ge itu nyaranin kalo ada yg generiknya lebih baik beli yg generik supaya penyakit kita gak terlalu imun dg obat krn biasa dikasih obat dosis tinggi.......

ini baru sebgian kecil prakter-praktek buruk dunia kesehatan di Indonesia............tp gw masih percaya masih ada dokter-dokter yg puny nurani.........


Jangan - jangan ada targetnya juga, makanya kalo kasih/bikin resep jor2an gitu macam
obat dan quantitasnya :angry:

dodyprsty
09-01-2008, 03:52 PM
Idem sama bro amkri nih..
Pantesan aja,2 kali anak gw (10bulan) habis opname, pas keluar (rawat jalan) dikasi beberapa obat. Waktu dibawa check-up ke RS lain, dibilang "ganti aja obat penurun panasnya, dosisnya ketinggian tuh":eek: :confused:

erwin aja
09-01-2008, 08:35 PM
Idem sama bro amkri nih..
Pantesan aja,2 kali anak gw (10bulan) habis opname, pas keluar (rawat jalan) dikasi beberapa obat. Waktu dibawa check-up ke RS lain, dibilang "ganti aja obat penurun panasnya, dosisnya ketinggian tuh":eek: :confused:
eh buset... dibikin kelinci percobaan emang...

rianfish
09-02-2008, 11:44 AM
Gimana ya mutusin lingkaran setan ini, bener2 setan..

amkri
09-02-2008, 02:53 PM
mungkin cara ini bisa dipake:

- bergaul dg dokter.....untuk tau trik-trik mengelabui pasien
- bergaul dg distributor obat.......utk tau modus-modus meningkatkan penjualan dg kerjsama dokter
- kalo bisa buka catatan teman-teman lama sapa tau ada yg jd dokter dan bisa kita percaya
- paling aman jgn pake 1 dokter.cari second opinion......asal siap dg resiko kebingungan...so hrs siap cr pegangan..........
- sering baca-baca surat pembaca yg komplain soal dokter atw forum-forum yg membahas soal kesehatan

ada cara lain lg gak ya?....silahkan menambahkan........

rianfish
09-02-2008, 04:02 PM
kalo ada link web yg isinya tentang protes atau surat pembaca ttg kedokteran di Indo, boleh jg nih.

Vis
09-05-2008, 10:40 AM
Berita ini ada bantahan dari RS tsb kalau tidak salah di harian Kompas kemarin.Sepertinya sedang diambil tindakan hukum terhadap berita tsb.

kalesa
09-05-2008, 11:11 AM
gw edit dolo...ini rumah sakit yang baru itu kan? soalnya kalo bener berdasarkan pengalaman pas temen bokap gw kecelakaan...

dokternya terlihat tidak professional sebab untuk luka yang sama harus beroperasi berulang-ulang, benerin operasi sebelumnya :angry:

ps: kata temen gw yang di medis kalo berulang-ulang operasinya berarti dokternya kaga professional...

bagus bangunannya doang kayaknya, pertama terkesima, selanjutnya kecewa :angry:

erwin aja
09-05-2008, 11:13 AM
di rumah sakit yang sama temen bokap gw meninggal...

sebenernya out nggaknya seseorang tergantung yang di atas...

tapi yang patut disesalkan karena dokternya terlihat tidak professional sebabuntuk luka yang sama harus beroperasi berulang-ulang, benerin operasi sebelumnya :angry:

ps: kata temen gw yang di medis kalo berulang-ulang operasinya berarti dokternya kaga professional...

bagus bangunannya doang kayaknya
setuju bgt nech gw....:top::top:

iin
09-05-2008, 11:24 AM
Sharing yah, kata adek gue ama bude gue yang dokter, kl sakit mending jangan langsung ke dokter spesialis ato RS gede. Ke dokter umum aja dulu karena dokter umum paling gak tau gejala semua penyakit, gak hanya spesialis penyakit tertentu. Second opinion emang diperlukan, kl perlu jangan cuma berhenti di second opinion, cari third opinion. RS gede biasanya emang udah profit oriented.

Terus kl diperhatiin, dokter/RS sekarang maunya diki-dikit kasih antibiotik. Kl emang penyakitnya bukan disebakan oleh bakteri, gak perlu antibiotik. Mesti berani nolak. Atau kl gak mau nolak dan tetep di tebus tuh resep, gak usah di minum. Apalagi yg namanya puyer, haduh kl bisa jangan deh. Di negara2 maju udah gak ada tuh yg namanya puyer.

xxx_2000an
09-06-2008, 05:54 PM
stuju banget! dari pengalaman biarpun katanya dokter spesialis terbaik indonesia aje bisa salah diagnosis dan malpraktek ....dan buat mereka orang sakit udah kayak mesin ATM tinggal masukin resep dan perintah rawat inap ...tentukan jumlah uang...srett..srettt ...uang langsung keluar.:D :D :D

RudolF
09-06-2008, 08:15 PM
Ada beberapa Dokter2 n Rumah sakit yg hanya melakukan Pure Business.Udah ga ada/ga pake nilai2 Sosial nya lagi!Semuanya benar2 hanya urusan bisnis untuk cari keuntungan yg banyak :bad: .

Tapi masih banyak Dokter2 n RS yg benar2 bekerja skaligus menolong orang :top: .

erwin aja
09-07-2008, 12:22 AM
Dokter2 n Rumah sakit nya benar2 hanya melakukan Pure Business.Udah ga ada/ga pake nilai2 Sosial nya lagi!Semuanya benar2 hanya urusan bisnis untuk cari keuntungan yg banyak :bad: .

Tapi masih banyak Dokter2 n RS yg benar2 bekerja skaligus menolong orang :top: .
itu yg sangat susah dicari bos...

Vis
09-07-2008, 02:51 PM
Tidak baik juga menduga dokter dan RS bersikap demikian.Kalaupun ada kasus2 yang sampai merugikan pasien atau malpraktek itu hanya sebagian kecil.Berapa banyak jiwa yang tertolong, pasien yang sembuh dll.

amkri
09-08-2008, 09:06 AM
itu yg sangat susah dicari bos...

kebetulan gw pernah mengalami yg buruk dan yg baik.......yg buruk crita yg di atas itu...pengalaman baiknya..istri gw pernah dikuret 2 kali........yg pertama krn bayi di kandungannya gak berkembang......dokternya panik......sampe akhirnya diputuskan dikuret.......gak lama stlh proses kuret selesai tuh dokter deketin gw......pak ini diganti asuransi gak?....gw balik tanya knp dok? gak tanya aja...........trus gw penasaran gw uber lg.....dg tampang merasa bersalah dia bilang.....sy gak enak kalo gak diganti asuransi bapak kena biaya soalnya.....akhirnya gw bilang dah gak papa dok.........

setengah tahun berikutnya istri gw dikuret lg oleh dokter yg sama.....kali ini dokternya gak pake basa-basi......perhitungan di desk front office-nya RS kok lain dg kuitansi yg gw dpt.......setelah gw plototin :eek: ternyata beban biaya jasa dokter kandungannya nol......alias gak ada biaya........gw panasaran.....kebetulan kopi kuitansi kuret pertama masih ada jd gw bandingin.......dan ternyata bener :eek: dia gak mo dibayar............:top::top:: top:

wasalam

amkri

Vis
09-09-2008, 09:06 AM
Berita penipuan ini makin ramai dan bertambah besar masalahnya karena sudah masuk wilayah hukum.Sepertinya pihak RS.OMNI dan dr.Hengky serta dr.Grace memilih jalur hukum untuk penyelesaiannya.Lihat koran Kompas kemarin Pengumuman dan Bantahan RS.OMNI setengah halaman.Ini yang kedua dipasang di koran tsb, berapa besar biayanya. Belum biaya konsultan hukumnya.
Entah benar atau tidak cerita dari korban tsb sdri.Prita Mulyasari, ini suatu pelajaran yang tidak main2 bagi kita semua untuk berhati2.Dari awal kalau kita merasa ditipu/menjadi korban sebaiknya menggunakan jalur hukum juga.Jadi jelas dasar hukum/tuntutan yang kita ajukan.
Sekarang seperti lihat gajah lawan semut.

ADE
09-09-2008, 10:34 AM
crita gw bgini ..
wktu itu bokap gw divonis dokter ambein/wasir internal hingga harus operasi segera karena dari duburnya slalu mengeluarkan darah segar. Pihak RS melalui CS nya memanggil pihak keluarga dan saat itu saya langsung yg menangani. Saya diminta tuk bayar DP hari itu juga sebelum operasi sebesar 5 jt. Karena saya bukan jutawan jadi uang yg bisa diambil di atm saat itu hanya 4 jt, sisa 1 jt akan saya bayar besok pagi krn uang di atm saat itu hanya dalam sehari hanya bisa diambil 4 jt.
Pada saat itu karena dokter yg tangani bokap sudah kenal baik maka beliau memberitahu saya sebentar lagi akan dilakukan operasi tersebut. Lalu saya bertanya ke CS tersebut apakah operasi tidak bisa dilakukan tanpa pembayaran 1 jt tersebut (yg sudah pasti akan saya bayar keesokan hari), jawabannya "tidak bisa Pak, ini administrasi RS, saya hanya menjalankan tugas"
Saat itu juga saya telp dokter ybs dan memberiyahu hal ini, dan betapa terkejutnya sang dokter mendengar penuturan saya dan beliau bilang dgn nada yg tinggi "biar saya yg urus sekarang ke RS"
Beberapa menit dokter datang langsung menemui saya dan bersama kami ke CS, serta merta dokter bertanya dgn nada tinggi pada CS "siapa yg bilang pasien saya tidak bisa operasi krn administrasi belum lengkap??" Sekalipun pasien tidak bisa bayar, dan pihak RS tidak ada kebijakan membantu, saya yang akan membayarnya !! ", ini menyangkut nyawa!!"
Saya hanya bisa diam memandang kejadian itu, lalu dokter memerintahkan tim operasinya agar segera persiapkan operasi, dan operasipun berjalan lancar..
Beberapa hari dirawat bokap pun sembuh..dari kejadian itu saya berkesimpulan ada sebagian dokter yg baik..ada sebagian pihak RS yg tujuannya terlalu komersil tanpa memikirkan pengabdian untuk kemanusiaan lagi, seandainya dokter itu tidak ambil tindakan cepat entah apa yg terjadi dgn bokap..
Beberapa hari yg lalu Nyokap ingin cek kesehatan ke praktek dokter tsb, dan alangkah terkejutnya ketika saya telp untuk daftar antri saya mengetahui bahwa dokter tersebut telah wafat...
Selamat jalan Pak..semoga Bapak bahagia disisiNya karena telah bnyak mengabdi demi kemanusiaan dan terima kasih...

taras
09-09-2008, 01:00 PM
crita gw bgini ..
wktu itu bokap gw divonis dokter ambein/wasir internal hingga harus operasi segera karena dari duburnya slalu mengeluarkan darah segar. Pihak RS melalui CS nya memanggil pihak keluarga dan saat itu saya langsung yg menangani. Saya diminta tuk bayar DP hari itu juga sebelum operasi sebesar 5 jt. Karena saya bukan jutawan jadi uang yg bisa diambil di atm saat itu hanya 4 jt, sisa 1 jt akan saya bayar besok pagi krn uang di atm saat itu hanya dalam sehari hanya bisa diambil 4 jt.
Pada saat itu karena dokter yg tangani bokap sudah kenal baik maka beliau memberitahu saya sebentar lagi akan dilakukan operasi tersebut. Lalu saya bertanya ke CS tersebut apakah operasi tidak bisa dilakukan tanpa pembayaran 1 jt tersebut (yg sudah pasti akan saya bayar keesokan hari), jawabannya "tidak bisa Pak, ini administrasi RS, saya hanya menjalankan tugas"
Saat itu juga saya telp dokter ybs dan memberiyahu hal ini, dan betapa terkejutnya sang dokter mendengar penuturan saya dan beliau bilang dgn nada yg tinggi "biar saya yg urus sekarang ke RS"
Beberapa menit dokter datang langsung menemui saya dan bersama kami ke CS, serta merta dokter bertanya dgn nada tinggi pada CS "siapa yg bilang pasien saya tidak bisa operasi krn administrasi belum lengkap??" Sekalipun pasien tidak bisa bayar, dan pihak RS tidak ada kebijakan membantu, saya yang akan membayarnya !! ", ini menyangkut nyawa!!"
Saya hanya bisa diam memandang kejadian itu, lalu dokter memerintahkan tim operasinya agar segera persiapkan operasi, dan operasipun berjalan lancar..
Beberapa hari dirawat bokap pun sembuh..dari kejadian itu saya berkesimpulan ada sebagian dokter yg baik..ada sebagian pihak RS yg tujuannya terlalu komersil tanpa memikirkan pengabdian untuk kemanusiaan lagi, seandainya dokter itu tidak ambil tindakan cepat entah apa yg terjadi dgn bokap..
Beberapa hari yg lalu Nyokap ingin cek kesehatan ke praktek dokter tsb, dan alangkah terkejutnya ketika saya telp untuk daftar antri saya mengetahui bahwa dokter tersebut telah wafat...
Selamat jalan Pak..semoga Bapak bahagia disisiNya karena telah bnyak mengabdi demi kemanusiaan dan terima kasih...

Salut sama dokter tsb pak :top::top:, dengan segala kebaikannya, semoga arwahnya
diterima di sisiNya. Menurut saya cara kerja CS itu bener2 "latah", seperti :
"sudah seperti itu ketentuannya", "peraturannya memang begitu", "saya hanya
menjalankan tugas saja", "saya tidak bisa melanggar administrasinya", bla-bla-bla,
yang semuanya harus berjalan sesuai peraturan dan birokrasi yang berlaku.
Peraturan dibuat manusia, dan bisa diubah oleh manusia juga. Dalam case-case
tertentu, peraturan bisa saja berubah/diubah menjadi suatu kebijaksanaan, ya seperti
contoh ini, menyangkut nyawa orang. Peraturan bisa diperlunak dengan
mempertimbangkan unsur kemanusiaan. Tetapi pada case yang lain, peraturan
memang harus ditaati dan tidak boleh dilanggar, contohnya peraturan rambu-rambu
dan lampu lalu lintas, apabila tidak ditaati dan dilanggar, maka akibatnya dapat
menyebabkan kecelakaan/hilangnya nyawa seseorang. Jadi pada prinsipnya
harus bisa dibedakan, kapan peraturan diberlakukan ketat dan kapan diberlakukan
lunak, dengan mempertimbangkan konsekuensi yang dihadapi
Di negara barat, jangankan menyangkut nyawa manusia, nyawa binatang saja
sangat dihargai, contohnya anjing yang terjebak di kebakaran suatu rumah, petugas
pemadam kebakaran merasa bertanggung jawab untuk menyelamatkan juga.

maskoi
09-15-2008, 03:29 PM
Maaf ikut nimbrung.
Saya jadi tertarik berkomentar, setelah berita mengenai kasus 'penipuan rs omni' yang dimuat oleh 'korban' di surat pembaca, ternyata berita ini cepat menyebar di dunia maya, termasuk di forum kita ini. Ada beberapa hal yang mengusik saya .
1. Ternyata forum dunia maya punya kekuatan tersendiri
2. Tudahan rs omni 'melakukan penipuan' dibantah bahkan pihak rs omni menuntut balik secara resmi dengan diumumkan di koran Kompas.
3. Sebagai 'korban' tentunya tidak menyangka akan mendapat tanggapan secara serius bahkan tuntutan lewat hukum.
4. Kini, 'sang korban' tentunya dalam posisi sulit karena pasti tidak memiliki bukti tertulis (termasuk hasil test lab pertama yang menyebabkan ybs harus dirawat inap), sementara itu pihak rs pasti lebih siap dengan setumpuk bukti dokumen tertulis.
5. Semua pernyataan lisan dan janji dari pihak rs dengan mudah dibantah habis oleh rs.

Kini 'sang korban' yang sudah merasa dirugikan akan dituntut secara hukum.
- Seandainya tulisan 'sang korban' itu benar, betapa tragis nasibnya dan sang pelaku bisa puas tertawa di balik tameng hukum (bila pelaku sudah tumpul nuraninya)
- Seandainya tulisan 'sang korban' hanya ungkapan kekecewaaan atau bahkan fitnah belaka, hal ini merupakan pelajaran yang amat sangat berharga.

Terlepas dari siapa yang salah dan benar, bila kita berbincang-bincang ternyata tidak sedikit kasus pasien yang merasa dirugikan oleh dokter/rs karena salah diagnosa namun selama ini belum sampai terekspose di media massa, bahkan yang sudah diajukan ke meja hijau sebagai kasus malpraktek pun sulit dibuktikan.

Semoga siapa yang 'salah-benar' tetap terbuka nuraninya untuk menyelesaikan masalah ini.

azura
09-24-2008, 03:03 PM
SEBARIN ya berita2 ini, biar tau rasa tuh.
Setiap sakit, usahakan ada 2nd opinion, jgn buru2 disuruh MRI, cek ini itu, bahkan operasi, ambil obat jk mahal, ambil sedikit dulu. Pengalaman gw di Dr.Tulang. NIC***S, tanpa tindakan apa2 di charge 400rb! obatnya hampir 1.5jt, dan gw minum obt itu, langsung spt mau pingsan. Gak guna, lalu om gw, operasi tulang kaki, bisa panjang sebelah, dan setelah bbrp tahun, cek ke dokter lain dan di rontgen, masa ada kawat awut2an di pangkal pahanya, om gw inget kalo waktu di operasi, setengah sadar, dia dengar ada yg bilang, doc benangnya habis, gimana kalo pake kawat aja, dan disetujui, hasilnya, pasien gak bisa jongkok krn sakit, selama ini kirain memang begitu. Itu kawat bener2 spt ikat jemuran, awut2an.
JANGAN LUPA, 2nd opinion, krn dokter2 dan rs sekarang adalah mesin industri dan makan komisi yg luar biasa.
HATI2 bro.
eh ... cuma sharing pengalaman yg persis sama terjadi dgn om anda .... papa saya juga pernah terjatuh dan patah tulang ... dibawa ke rs dan ditangani oleh dr. nic***s (ntah dokter yg sama ato bukan) tp hasil dan perawatannya memuaskan ... ;) memang biaya yg keluar juga tdk sedikit lah :p

memang banyak yg "tertipu" dgn diagnosa2 dokter/RS sehingga merugikan kita tp banyak juga yg betul melakukan tugas dan tanggungjawab sesuai dgn sumpah mereka ....

amkri
06-04-2009, 02:17 PM
ternyata email ini jadi masalah NASIONAL....tokoh NASIONAL berkomentar dan memberi perhatian.....Presiden dan Wapres "turun tangan"........KAPOLRI ikut recheck prosedur Polri......begitu juga dengan Jaksa Agung liat lagi prosedur tingkat Kejari sampai Kejati Banten........kasus yg menghebohkan di tengah-tengah Indonesia mo Pemilu Presiden.....sekedar mengingatkan hehehe

Dear All,
Sekedar sharing info, dari milis Forum Pembaca Kompas.
Cheers :)


Jangan sampai kejadian saya ini akan menimpa ke nyawa manusia
lainnya, terutama anak-anak, lansia dan bayi.

Bila anda berobat, berhati-hatilah dengan kemewahan RS dan title
International karena semakin mewah RS dan semakin pintar dokter maka
semakin sering uji coba pasien, penjualan obat dan suntikan.

Saya tidak mengatakan semua RS International seperti ini tapi saya
mengalami kejadian ini di RS Omni International.

Tepatnya tanggal 7 Agustus 2008 jam 20.30 WIB, saya dengan kondisi
panas tinggi dan pusing kepala, datang ke RS. OMNI Intl dengan percaya
bahwa RS tersebut berstandard International, yang tentunya pasti
mempunyai ahli kedokteran dan manajemen yang bagus.

Saya diminta ke UGD dan mulai diperiksa suhu badan saya dan hasilnya
39 derajat. Setelah itu dilakukan pemeriksaan darah dan hasilnya
adalah thrombosit saya 27.000 dengan kondisi normalnya adalah 200.000,
saya diinformasikan dan ditangani oleh dr. Indah (umum) dan dinyatakan
saya wajib rawat inap. Dr. Indah melakukan pemeriksaan lab ulang
dengan sample darah saya yang sama dan hasilnya dinyatakan masih sama
yaitu thrombosit 27.000. Dr. Indah menanyakan dokter specialist mana
yang akan saya gunakan tapi saya meminta referensi darinya karena saya
sama sekali buta dengan RS ini. Lalu referensi dr. Indah adalah dr.
Henky. Dr. Henky memeriksa kondisi saya dan saya menanyakan saya
sakit apa dan dijelaskan bahwa ini sudah positif demam berdarah.

Mulai malam itu saya diinfus dan diberi suntikan tanpa penjelasan
atau ijin pasien atau keluarga pasien suntikan tersebut untuk apa.
Keesokan pagi, dr.Henky visit saya dan menginformasikan bahwa ada
revisi hasil lab semalam bukan 27.000 tapi 181.000 (hasil lab bisa
dilakukan revisi?), saya kaget tapi dr. Henky terus memberikan
instruksi ke suster perawat supaya diberikan berbagai macam suntikan
yang saya tidak tahu dan tanpa ijin pasien atau keluarga pasien.
Saya tanya kembali jadi saya sakit apa sebenarnya dan tetap masih sama
dengan jawaban semalam bahwa saya kena demam berdarah. Saya sangat
kuatir karena dirumah saya memiliki 2 anak yang masih batita jadi saya
lebih memilih berpikir positif tentang RS dan dokter ini supaya saya
cepat sembuh dan saya percaya saya ditangani oleh dokter profesional
standard Internatonal.

Mulai Jumat terebut saya diberikan berbagai macam suntikan yang
setiap suntik tidak ada keterangan apapun dari suster perawat, dan
setiap saya meminta keterangan tidak mendapatkan jawaban yang
memuaskan, lebih terkesan suster hanya menjalankan perintah dokter dan
pasien harus menerimanya. Satu box lemari pasien penuh dengan infus
dan suntikan disertai banyak ampul.

Tangan kiri saya mulai membengkak, saya minta dihentikan infus dan
suntikan dan minta ketemu dengan dr. Henky namun dokter tidak datang
sampai saya dipindahkan ke ruangan. Lama kelamaan suhu badan saya
makin naik kembali ke 39 derajat dan datang dokter pengganti yang saya
juga tidak tahu dokter apa, setelah dicek dokter tersebut hanya
mengatakan akan menunggu dr. Henky saja.

Esoknya dr. Henky datang sore hari dengan hanya menjelaskan ke
suster untuk memberikan obat berupa suntikan lagi, saya tanyakan ke
dokter tersebut saya sakit apa sebenarnya dan dijelaskan saya kena
virus udara. Saya tanyakan berarti bukan kena demam berdarah tapi dr.
Henky tetap menjelaskan bahwa demam berdarah tetap virus udara. Saya
dipasangkan kembali infus sebelah kanan dan kembali diberikan suntikan
yang sakit sekali.

Malamnya saya diberikan suntikan 2 ampul sekaligus dan saya
terserang sesak napas selama 15 menit dan diberikan oxygen. Dokter
jaga datang namun hanya berkata menunggu dr. Henky saja. Jadi malam
itu saya masih dalam kondisi infus padahal tangan kanan saya pun
mengalami pembengkakan seperti tangan kiri saya.

Saya minta dengan paksa untuk diberhentikan infusnya dan menolak
dilakukan suntikan dan obat-obatan.

Esoknya saya dan keluarga menuntut dr. Henky untuk ketemu dengan
kami namun janji selalu diulur-ulur dan baru datang malam hari.
Suami dan kakak-kakak saya menuntut penjelasan dr. Henky mengenai sakit
saya, suntikan, hasil lab awal yang 27.000 menjadi revisi 181.000 dan
serangan sesak napas yang dalam riwayat hidup saya belum pernah terjadi.

Kondisi saya makin parah dengan membengkaknya leher kiri dan mata
kiri saya.

Dr, Henky tidak memberikan penjelasan dengan memuaskan, dokter
tersebut malah mulai memberikan instruksi ke suster untuk diberikan
obat-obatan kembali dan menyuruh tidak digunakan infus kembali. Kami
berdebat mengenai kondisi saya dan meminta dr. Henky bertanggung jawab
mengenai ini dari hasil lab yang pertama yang seharusnya saya bisa
rawat jalan saja. Dr. Henky menyalahkan bagian lab dan tidak bisa
memberikan keterangan yang memuaskan.

Keesokannya kondisi saya makin parah dengan leher kanan saya juga
mulai membengkak dan panas kembali menjadi 39 derajat namun saya tetap
tidak mau dirawat di RS ini lagi dan mau pindah ke RS lain. Tapi saya
membutuhkan data medis yang lengkap dan lagi-lagi saya dipermainkan
dengan diberikan data medis yang fiktif.

Dalam catatan medis, diberikan keterangan bahwa BAB saya lancar
padahal itu kesulitan saya semenjak dirawat di RS ini tapi tidak ada
follow upnya samasekali. Lalu hasil lab yang diberikan adalah hasil
thrombosit saya yang 181.000 bukan 27.000.

Saya ngotot untuk diberikan data medis hasil lab 27.000 namun sangat
dikagetkan bahwa hasil lab 27.000 tersebut tidak dicetak dan yang
tercetak adalah 181.000, kepala lab saat itu adalah dr. Mimi dan
setelah saya complaint dan marah-marah, dokter tersebut mengatakan
bahwa catatan hasil lab 27.000 tersebut ada di Manajemen Omni maka
saya desak untuk bertemu langsung dengan Manajemen yang memegang hasil
lab tersebut.

Saya mengajukan complaint tertulis ke Manajemen Omni dan diterima
oleh Ogi (customer service coordinator) dan saya minta tanda terima.
Dalam tanda terima tersebut hanya ditulis saran bukan complaint, saya
benar-benar dipermainkan oleh Manajemen Omni dengan staff Ogi yang
tidak ada service nya sama sekali ke customer melainkan seperti
mencemooh tindakan saya meminta tanda terima pengajuan complaint tertulis.

Dalam kondisi sakit, saya dan suami saya ketemu dengan Manajemen,
atas nama Ogi (customer service coordinator) dan dr. Grace (customer
service manager) dan diminta memberikan keterangan kembali mengenai
kejadian yang terjadi dengan saya.

Saya benar-benar habis kesabaran dan saya hanya meminta surat
pernyataan dari lab RS ini mengenai hasil lab awal saya adalah 27.000
bukan 181.000 makanya saya diwajibkan masuk ke RS ini padahal dengan
kondisi thrombosit 181.000 saya masih bisa rawat jalan.

Tanggapan dr. Grace yang katanya adalah penanggung jawab masalah
complaint saya ini tidak profesional samasekali. Tidak menanggapi
complaint dengan baik, dia mengelak bahwa lab telah memberikan hasil
lab 27.000 sesuai dr. Mimi informasikan ke saya. Saya minta duduk
bareng antara lab, Manajemen dan dr. Henky namun tidak bisa dilakukan
dengan alasan akan dirundingkan ke atas (Manajemen) dan berjanji akan
memberikan surat tersebut jam 4 sore.

Setelah itu saya ke RS lain dan masuk ke perawatan dalam kondisi
saya dimasukkan dalam ruangan isolasi karena virus saya ini menular,
menurut analisa ini adalah sakitnya anak-anak yaitu sakit gondongan
namun sudah parah karena sudah membengkak, kalau kena orang dewasa
yang ke laki-laki bisa terjadi impoten dan perempuan ke pankreas dan
kista. Saya lemas mendengarnya dan benar-benar marah dengan RS Omni
yang telah membohongi saya dengan analisa sakit demam berdarah dan
sudah diberikan suntikan macam-macam dengan dosis tinggi sehingga
mengalami sesak napas.

Saya tanyakan mengenai suntikan tersebut ke RS yang baru ini dan
memang saya tidak kuat dengan suntikan dosis tinggi sehingga terjadi
sesak napas.

Suami saya datang kembali ke RS Omni menagiih surat hasil lab 27.000
tersebut namun malah dihadapkan ke perundingan yang tidak jelas dan
meminta diberikan waktu besok pagi datang langsung ke rumah saya.
Keesokan paginya saya tunggu kabar orang rumah sampai jam 12 siang
belum ada orang yang datang dari Omni memberikan surat tersebut.
Saya telepon dr. Grace sebagai penanggung jawab compaint dan diberikan
keterangan bahwa kurirnya baru mau jalan ke rumah saya namun sampai
jam 4 sore saya tunggu dan ternyata belum ada juga yang datang kerumah
saya. Kembali saya telepon dr. Grace dan dia mengatakan bahwa sudah
dikirim dan ada tanda terima atas nama Rukiah, ini benar-benar
kebohongan RS yang keterlaluan sekali, dirumah saya tidak ada nama
Rukiah, saya minta disebutkan alamat jelas saya dan mencari datanya
sulit sekali dan membutuhkan waktu yang lama. Logikanya dalam tanda
terima tentunya ada alamat jelas surat tertujunya kemana kan ?
makanya saya sebut Manajemen Omni PEMBOHONG BESAR semua. Hati-hati
dengan permainan mereka yang mempermainkan nyawa orang.

Terutama dr. Grace dan Ogi, tidak ada sopan santun dan etika
mengenai pelayanan customer, tidak sesuai dengan standard
International yang RS ini cantum.

Saya bilang ke dr. Grace, akan datang ke Omni untuk mengambil surat
tersebut dan ketika suami saya datang ke Omni hanya dititipkan ke
resepsionis saja dan pas dibaca isi suratnya sungguh membuat sakit
hati kami, pihak manajemen hanya menyebutkan mohon maaf atas
ketidaknyamanan kami dan tidak disebutkan mengenai kesalahan lab awal
yang menyebutkan 27.000 dan dilakukan revisi 181.000 dan diberikan
suntikan yang mengakibatkan kondisi kesehatan makin memburuk dari
sebelum masuk ke RS Omni.

Kenapa saya dan suami saya ngotot dengan surat tersebut? karena saya
ingin tahu bahwa sebenarnya hasil lab 27.000 itu benar ada atau fiktif
saja supaya RS Omni mendapatkan pasien rawat inap. Dan setelah
beberapa kali kami ditipu dengan janji maka sebenarnya adalah hasil
lab saya 27.000 adalah FIKTIF dan yang sebenarnya saya tidak perlu
rawat inap dan tidak perlu ada suntikan dan sesak napas dan kesehatan
saya tidak makin parah karena bisa langsung tertangani dengan baik.

Saya dirugikan secara kesehatan, mungkin dikarenakan biaya RS ini
dengan asuransi makanya RS ini seenaknya mengambil limit asuransi saya
semaksimal mungkin tapi RS ini tidak memperdulikan efek dari
keserakahan ini.

Ogi menyarankan saya bertemiu dengan direktur operasional RS Omni
(dr. Bina) namun saya dan suami saya terlalu lelah mengikuti permainan
kebohongan mereka dengan kondisi saya masih sakit dan dirawat di RS lain.

Syukur Alhamdulilah saya mulai membaik namun ada kondisi mata saya
yang selaput atasnya robek dan terkena virus sehingga penglihatan saya
tidak jelas dan apabila terkena sinar saya tidak tahan dan ini
membutuhkan waktu yang cukup untuk menyembuhkan.

Setiap kehidupan manusia pasti ada jalan hidup dan nasibnya
masing-masing, benar.... tapi apabila nyawa manusia dipermainkan oleh
sebuah RS yang dpercaya untuk menyembuhkan malah mempermainkan sungguh
mengecewakan, semoga Allah memberikan hati nurani ke Manajemen dan
dokter RS Omni supaya diingatkan kembali bahwa mereka juga punya
keluarga, anak, orang tua yang tentunya suatu saat juga sakit dan
membutuhkan medis, mudah-mudahan tidak terjadi seperti yang saya alami
di RS Omni ini.

Saya sangat mengharapkan mudah-mudahan salah satu pembaca adalah
karyawan atau dokter atau Manajemen RS Omni, tolong sampaikan ke dr.
Grace, dr. Henky, dr. Mimi dan Ogi bahwa jangan sampai pekerjaan mulia
kalian sia-sia hanya demi perusahaan Anda.

Saya informasikan juga dr. Henky praktek di RSCM juga, saya tidak
mengatakan RSCM buruk tapi lebih hati-hati dengan perawatan medis dari
dokter ini.



salam,



Prita Mulyasari

arofanatics
06-04-2009, 02:23 PM
busett dr taun lalu, ga sadar...:confused: :o
mungkin setelah UU Ite di sahkan pihak rs baru nuntut balik kali yaa:cool:

taras
06-04-2009, 04:37 PM
busett dr taun lalu, ga sadar...:confused: :o
mungkin setelah UU Ite di sahkan pihak rs baru nuntut balik kali yaa:cool:

kemana aja loe slama ini ... ngelus2 aro sama cewek mulu sih :D:D:D:D:D:congrats:

legability
06-04-2009, 04:44 PM
kemana aja loe slama ini ... ngelus2 aro sama cewek mulu sih :D:D:D:D:D:congrats:

jgn comment sembarangan .. nanti dituntut ama Oom aroric lho ... :o:congrats:

taras
06-04-2009, 05:06 PM
jgn comment sembarangan .. nanti dituntut ama Oom aroric lho ... :o:congrats:

wakks ... dituntut ganti rugi 2 M ???? OMG :eek::D:D:D:D:D:D

djuwanto
06-04-2009, 05:24 PM
lagi rame di tv tuh

Steve170
06-04-2009, 07:46 PM
Memang rata - rata dokter dirumah sakit terkenal sangat sombong...mereka tidak pernah menjawab hak konsumen untuk tau jenis penyakit apa yang konsumen derita....sudah jadi rahasia umum dokter - dokter di indonesia seperti itu... memang dokter di indonesia tidak berkualitas seperti dokter - dokter singapore

RB66
06-04-2009, 08:09 PM
Memang rata - rata dokter dirumah sakit terkenal sangat sombong...mereka tidak pernah menjawab hak konsumen untuk tau jenis penyakit apa yang konsumen derita....sudah jadi rahasia umum dokter - dokter di indonesia seperti itu... memang dokter di indonesia tidak berkualitas seperti dokter - dokter singapore

Sebagian besar dokter di Indonesia lebih kejar setoran, sehingga jarang ada yg mau meluangkan waktu utk jelasin panjang lebar kepada pasien. Hal ini diperparah lg dgn belum adanya UU RS/Kesehatan, dimana para pasien tidak bisa menuntut dokter atas kesalahannya:( :(
Memang dokter Singapore lebih profesional & ramah terhadap pasien, namun setau gw sich disana ada "long consultation" dan "short consultation" dan biayanya sdh pasti lbh mahalan yg long consultation:D :D
Jadi ujung2nya MONEY juga tujuannya:eviltounge: :eviltounge:

novrizal
06-04-2009, 10:39 PM
Membaca dari opini rekan-rekan aku membayangkan situasi tsb terjadi pd orang yg kebetulan duitnya pas-pas'an ?? bgmana cara bayarnya??mana nggak sembuh lagi...:cry::cry::cry: Apa oknum-oknum dokter & rumah sakit yg bersangkutan masih punya hati nurani sebagai manusia yg telah dididik & mungkin telah dikader untuk melayani masyarakat...:confused:

amkri
06-05-2009, 08:30 AM
ada artikel menarik yang ditulis oleh dr Kartono Mohamad, mantan ketua IDI di halaman OPINI KOMPAS edisi Kamis 4 Juni 2009. menurut dr Kartono, ilmu yang diserap oleh dokter-dokter sewaktu kuliah hanya ilmu yang berkenaan dg kesehatan aja. dokter-dokter itu tidak sadar bahwa jaman sudah berubah, dokter harus punya sesitifitas dalam melayani pasiennya. nah Ilmu melayani psiennya ini yang gak dikenal dokter selama kuliah.....

kasus Prita menurut dr Kartono hanya contoh kasus dari miskomunikasi (cara komunikasi yg tidak pas,tepatnya) antara dokter dan pasiennya. dokter dalam masa pendidikannya "merasa" kelas tersendiri, dan pasien diposisikan orang yang tidak tahu dan harus nurut dengan apa yang disampaikan si dokter. nah sayangnya, lagi-lagi menurut dr Kartono, pasien sekarang sudah lebih maju, tuntutannya pun juga beragam. mereka ingin mendapat penjelasan sejelas-jelasnya dari dokter jika ada suatu masalah kesehatan.......

dari sini gw liat dokter-dokter sekarang kurang sadar betul bahwa Kesehatan sudah jadi Industri, buktinya ada satu rumah sakit yang bisa berpindah manajemen sampai 3 kali dalam 7 tahun terakhir, labelnya RS Internasional.....dokter semakin banyak, pasien juga semakin banyak seiring dengan berbagai macam penyakit yang timbul. rumah sakit bermunculan dimana-mana dan disitulah timbul persaingan antar rumah sakit. Pelayanan dan fasilitas so pasti jadi ujung tombak untuk menarik pasien. salah satu bentuk pelayanan yg paling mendasar dalam "dagangan kesehatan" dokternya harus ramah......gw pernah kok liat di sebuah rumah sakit di kawasan kampung melayu ada kuisioner yg isinya antara lain apakah pelayanan perawat kami sudah memuaskan? apakah pelayanan administrasi memuaskan? apakah dokter sudah memberikan penjelasan yang memuaskan?

nah, kalo sudah begini gak salah kalo kita menuntut hak kita sebagai pasien,sebagai KONSUMEN atas JASA KESEHATAN yg DITAWARKAN RUMAH SAKIT-RUMAH SAKIT untuk mendapatkan pelayanan yang terbaik, dengan penjelasan medis yang sejelas-jelasnya dan ujung-ujungnya pastilah sepadan dengan apa yang kita bayarkan..........:D:D:D

wasalam

AMF

rianfish
06-05-2009, 11:08 AM
apalg kalo masuk RS dan kita dicover asuransi,,wahhhh...siap2 aja tagihan ini itu..

dodyprsty
06-05-2009, 02:09 PM
ternyata email ini jadi masalah NASIONAL....tokoh NASIONAL berkomentar dan memberi perhatian.....Presiden dan Wapres "turun tangan"........KAPOLRI ikut recheck prosedur Polri......begitu juga dengan Jaksa Agung liat lagi prosedur tingkat Kejari sampai Kejati Banten........kasus yg menghebohkan di tengah-tengah Indonesia mo Pemilu Presiden.....sekedar mengingatkan hehehe

Ini sebuah rekor baru lho..
Seorang tersangka yg dibela oleh NEGARA :top::top::top:

rianfish
06-05-2009, 02:19 PM
tau tdk guys, sdh ada korban krn email spt ini, thn 2008, seorg manager investasi, dpt email dr temannya di Spore, bahwa ada info bbrp bank di Indo, mau ditutup. Dia menginform kan ke client2 dia di Indo, krn ya memang tugas dia jg kan, menjaga agar client nya mengetahui.
Ternyata email ini meluas dan akhirnya diselidiki pihak Bank2 terkait.
Org ini kena, dan dihukum 12th..sdh diputus.

Kasihan sekali ya, pdhal dia hanya meneruskan informasi.
Kabar ini gw dengar dari radio.

RB66
06-05-2009, 02:34 PM
tau tdk guys, sdh ada korban krn email spt ini, thn 2008, seorg manager investasi, dpt email dr temannya di Spore, bahwa ada info bbrp bank di Indo, mau ditutup. Dia menginform kan ke client2 dia di Indo, krn ya memang tugas dia jg kan, menjaga agar client nya mengetahui.
Ternyata email ini meluas dan akhirnya diselidiki pihak Bank2 terkait.
Org ini kena, dan dihukum 12th..sdh diputus.

Kasihan sekali ya, pdhal dia hanya meneruskan informasi.
Kabar ini gw dengar dari radio.

Kalo soal bank & bom memang termsk issue sensitif banget bro Rian:D :D
Masalahnya kalo sampai bank rush ato bank kalah clearing aja, langsung bank itu diserbu nasabah yg mo tarik keluar dananya:eek: :eek:
Apalagi kalo sampe omong bom di pesawat, bs pesawat batal terbang sblm dicek pswtnya dulu ada bom ato gak:confused: :confused:
Kudu ati2 bicara ato bertindak, salah2 malah dituduh mencemarkan nama baik:eviltounge: :eviltounge:
Kalo omong di forum Niwanred, aman2 aja khan:questions: :D :D

taras
06-05-2009, 03:07 PM
tau tdk guys, sdh ada korban krn email spt ini, thn 2008, seorg manager investasi, dpt email dr temannya di Spore, bahwa ada info bbrp bank di Indo, mau ditutup. Dia menginform kan ke client2 dia di Indo, krn ya memang tugas dia jg kan, menjaga agar client nya mengetahui.
Ternyata email ini meluas dan akhirnya diselidiki pihak Bank2 terkait.
Org ini kena, dan dihukum 12th..sdh diputus.

Kasihan sekali ya, pdhal dia hanya meneruskan informasi.
Kabar ini gw dengar dari radio.

kira2 gw kena hukum ga ya om :confused:
soalnya ni thread starternya gw loh .... salah satu penyebar juga :cry::(
mayday ... mayday ... kalo gw kena hukum gara2 email ini, yg belain
sapa nih :D:D:D:D

taras
06-05-2009, 03:08 PM
Kalo soal bank & bom memang termsk issue sensitif banget bro Rian:D :D
Masalahnya kalo sampai bank rush ato bank kalah clearing aja, langsung bank itu diserbu nasabah yg mo tarik keluar dananya:eek: :eek:
Apalagi kalo sampe omong bom di pesawat, bs pesawat batal terbang sblm dicek pswtnya dulu ada bom ato gak:confused: :confused:
Kudu ati2 bicara ato bertindak, salah2 malah dituduh mencemarkan nama baik:eviltounge: :eviltounge:
Kalo omong di forum Niwanred, aman2 aja khan:questions: :D :D

aman om ... selama ga ada yg lapor ke polisi :suer::D:D:D

arofanatics
06-05-2009, 03:12 PM
kira2 gw kena hukum ga ya om :confused:
soalnya ni thread starternya gw loh .... salah satu penyebar juga :cry::(
mayday ... mayday ... kalo gw kena hukum gara2 email ini, yg belain
sapa nih :D:D:D:D

tenang aja, gw kenal ama penyidiknya ko...yg penting loe ikutin prosedur masuk bui dl...
sr ama camera en lensa2nya gw amanin deh...paling loe ampe 2016 d rutan kan?:top: :D :D :D

taras
06-05-2009, 03:31 PM
tenang aja, gw kenal ama penyidiknya ko...yg penting loe ikutin prosedur masuk bui dl...
sr ama camera en lensa2nya gw amanin deh...paling loe ampe 2016 d rutan kan?:top: :D :D :D

damn ... :eviltounge::D:D:D:D
2012 udah keburu kiamat katanya brur :D:D:D:D

rianfish
06-05-2009, 03:37 PM
damn ... :eviltounge::D:D:D:D
2012 udah keburu kiamat katanya brur :D:D:D:D

yg belum kawin buruan kawin... :) :D

yg belum miara SR, nunggu apa lg???? sono ke Pademangan....

arofanatics
06-05-2009, 04:13 PM
damn ... :eviltounge::D:D:D:D
2012 udah keburu kiamat katanya brur :D:D:D:D

aahh isuuu itu...kira2 kl yg nebar isu peramal bisa masuk bui ga:confused:
kasian si mama dutt...suda renta, kcual ki joko fool..keknya ga ada yg brani nangkep:D :D :D

dodyprsty
06-05-2009, 04:27 PM
tenang aja, gw kenal ama penyidiknya ko...yg penting loe ikutin prosedur masuk bui dl...
sr ama camera en lensa2nya gw amanin deh...paling loe ampe 2016 d rutan kan?:top: :D :D :D

:D:D:D:congrats::congrats::con grats::D:D:D:D

amkri
06-05-2009, 04:55 PM
kembali ke.........TOPIK LAH YAUUUU :p:p:p

kita harus tau kaidah-kaidah agar tidak secara vulgar menyinggung pihak-pihak lain.........terutama selagi masih ada yang namanya pasal karet PENCEMARAN NAMA BAIK.....praktisi hukum bin pengacara aja ngakui pasal ini keranjang sampah apa aja bisa masuk kategori ini...........

menurut NAC_ERS HARUSNYA KAIDAH-KAIDAH APA AJA YG HARUS DITAATI tanpa mengurangi substansi masalah? :idea::idea::idea:

erwin aja
06-05-2009, 05:08 PM
tp kalo memang pelapor bener, kasian bgt nasibnya... Udah jadi bahan percobaan rumah sakit, dipenjara pula....