Home News Articles Forum Member Profile Agent About Us Contact Us
 » Recent Photo Posts

Go Back   N1wanRed FORUMS > LAIN-LAIN > Be Bas > Supranatural, Inspiration Story
Register FAQ Members List Calendar Search Today's Posts Mark Forums Read

Supranatural, Inspiration Story Ngomongin masalah supranatural, kisah2 dan pengalaman berkesan di kehidupan kita sehari-hari

Reply
 
Thread Tools
Old 05-16-2011, 11:02 AM   #1
rianfish (3151)
NAC 003
 
rianfish's Avatar
 
Join Date: Jul 2004
Location: west side
Posts: 2,944
Default Sebuah KASIH tanpa pamrih....

Sorry kalo dah pernah baca



Namanya BAI FANG LI. Pekerjaannya adalah seorang tukang becak. Seluruh hidupnya dihabiskankan di atas sadel becaknya, mengayuh dan mengayuh untuk memberi jasanya kepada orang yang naik becaknya. Mengantarkan kemana saja pelanggannya menginginkannya, dengan imbalan uang sekedarnya.

Tubuhnya tidaklah perkasa. Perawakannya malah tergolong kecil untuk ukuran becaknya atau orang-orang yang menggunakan jasanya. Tetapi semangatnya luar biasa untuk bekerja. Mulai jam enam pagi setelah melakukan rutinitasnya untuk bersekutu dengan Tuhan. Dia melalang dijalanan, di atas becaknya untuk mengantar para pelanggannya. Dan ia akan mengakhiri kerja kerasnya setelah jam delapan malam.



Para pelanggannya sangat menyukai Bai Fang Li, karena ia pribadi yang ramah dan senyum tak pernah lekang dari wajahnya. Dan ia tak pernah mematok berapa orang harus membayar jasanya. Namun karena kebaikan hatinya itu, banyak orang yang menggunakan jasanya membayar lebih. Mungkin karena tidak tega, melihat bagaimana tubuh yang kecil malah tergolong ringkih itu dengan nafas yang ngos-ngosan (apalagi kalau jalanan mulai menanjak) dan keringat bercucuran berusaha mengayuh becak tuanya.



Bai Fang Li tinggal disebuah gubuk reot yang nyaris sudah mau rubuh, di daerah yang tergolong kumuh, bersama dengan banyak tukang becak, para penjual asongan dan pemulung lainnya. Gubuk itupun bukan miliknya, karena ia menyewanya secara harian. Perlengkapan di gubuk itu sangat sederhana. Hanya ada sebuah tikar tua yang telah robek-robek dipojok-pojoknya, tempat dimana ia biasa merebahkan tubuh penatnya setelah sepanjang hari mengayuh becak.



Gubuk itu hanya merupakan satu ruang kecil dimana ia biasa merebahkan tubuhnya beristirahat, diruang itu juga ia menerima tamu yang butuh bantuannya, diruang itu juga ada sebuah kotak dari kardus yang berisi beberapa baju tua miliknya dan sebuah selimut tipis tua yang telah bertambal-tambal. Ada sebuah piring seng comel yang mungkin diambilnya dari tempat sampah dimana biasa ia makan, ada sebuah tempat minum dari kaleng.

Dipojok ruangan tergantung sebuah lampu templok minyak tanah, lampu yang biasa dinyalakan untuk menerangi kegelapan di gubuk tua itu bila malam telah menjelang.

Bai Fang Li tinggal sendirian digubuknya. Dan orang hanya tahu bahwa ia seorang pendatang. Tak ada yang tahu apakah ia mempunyai sanak saudara sedarah. Tapi nampaknya ia tak pernah merasa sendirian, banyak orang yang suka padanya, karena sifatnya yang murah hati dan suka menolong. Tangannya sangat ringan menolong orang yang membutuhkan bantuannya, dan itu dilakukannya dengan sukacita tanpa mengharapkan pujian atau balasan.

Dari penghasilan yang diperolehnya selama seharian mengayuh becaknya, sebenarnya ia mampu untuk mendapatkan makanan dan minuman yang layak untuk dirinya dan membeli pakaian yang cukup bagus untuk menggantikan baju tuanya yang hanya sepasang dan sepatu bututnya yang sudah tak layak dipakai karena telah robek. Namun dia tidak melakukannya, karena semua uang hasil penghasilannya disumbangkannya kepada sebuah Yayasan sederhana yang biasa mengurusi dan menyantuni sekitar 300 anak-anak yatim piatu miskin di Tianjin. Yayasan yang juga mendidik anak-anak yatim piatu melalui sekolah yang ada.

Hatinya sangat tersentuh ketika suatu ketika ia baru beristirahat setelah mengantar seorang pelanggannya. Ia menyaksikan seorang anak lelaki kurus berusia sekitar 6 tahun yang yang tengah menawarkan jasa untuk mengangkat barang seorang ibu yang baru berbelanja. Tubuh kecil itu nampak sempoyongan mengendong beban berat dipundaknya, namun terus dengan semangat melakukan tugasnya. Dan dengan kegembiraan yang sangat jelas terpancar dimukanya, ia menyambut upah beberapa uang recehan yang diberikan oleh ibu itu, dan dengan wajah menengadah ke langit bocah itu berguman, mungkin ia mengucapkan syukur pada Tuhan untuk rezeki yang diperolehnya hari itu.

Beberapa kali ia perhatikan anak lelaki kecil itu menolong ibu-ibu yang berbelanja, dan menerima upah uang recehan. Kemudian ia lihat anak itu beranjak ketempat sampah, mengais-ngais sampah, dan waktu menemukan sepotong roti kecil yang kotor, ia bersihkan kotoran itu, dan memasukkan roti itu kemulutnya, menikmatinya dengan nikmat seolah itu makanan dari surga.

Hati Bai Fang Li tercekat melihat itu, ia hampiri anak lelaki itu, dan berbagi makanannya dengan anak lelaki itu. Ia heran, mengapa anak itu tak membeli makanan untuk dirinya, padahal uang yang diperolehnya cukup banyak, dan tak akan habis bila hanya untuk sekedar membeli makanan sederhana.
“Uang yang saya dapat untuk makan adik-adik saya” jawab anak itu.
“Orang tuamu dimana?” tanya Bai Fang Li.
“Saya tidak tahu, ayah ibu saya pemulung. Tapi sejak sebulan lalu setelah mereka pergi memulung, mereka tidak pernah pulang lagi. Saya harus bekerja untuk mencari makan untuk saya dan dua adik saya yang masih kecil” sahut anak itu.

Bai Fang Li minta anak itu mengantarnya melihat ke dua adik anak lelaki bernama Wang Ming itu. Hati Bai Fang Li semakin merintih melihat kedua adik Wang Fing, dua anak perempuan kurus berumur 5 tahun dan 4 tahun. Kedua anak perempuan itu nampak menyedihkan sekali, kurus, kotor dengan pakaian yang compang camping.

Bai Fang Li tidak menyalahkan kalau tetangga ketiga anak itu tidak terlalu perduli dengan situasi dan keadaan ketiga anak kecil yang tidak berdaya itu, karena memang mereka juga terbelit dalam kemiskinan yang sangat parah, jangankan untuk mengurus orang lain, mengurus diri mereka sendiri dan keluarga mereka saja mereka kesulitan.

Bai Fang Li kemudian membawa ke tiga anak itu ke Yayasan yang biasa menampung anak yatim piatu miskin di Tianjin. Pada pengurus yayasan itu Bai Fang Li mengatakan bahwa ia setiap hari akan mengantarkan semua penghasilannya untuk membantu anak-anak miskin itu agar mereka mendapatkan makanan dan minuman yang layak dan mendapatkan perawatan dan pendidikan yang layak.

Sejak saat itulah Bai Fang Li menghabiskan waktunya dengan mengayuh becaknya mulai jam 6 pagi sampai jam delapan malam dengan penuh semangat untuk mendapatkan uang. Dan seluruh uang penghasilannya setelah dipotong sewa gubuknya dan pembeli dua potong kue kismis untuk makan siangnya dan sepotong kecil daging dan sebutir telur untuk makan malamnya, seluruhnya ia sumbangkan ke Yayasan yatim piatu itu. Untuk sahabat-sahabat kecilnya yang kekurangan.

Ia merasa sangat bahagia sekali melakukan semua itu, ditengah kesederhanaan dan keterbatasan dirinya. Merupakan kemewahan luar biasa bila ia beruntung mendapatkan pakaian rombeng yang masih cukup layak untuk dikenakan di tempat pembuangan sampah. Hanya perlu menjahit sedikit yang tergoyak dengan kain yang berbeda warna. Mhmmm… tapi masih cukup bagus… gumannya senang.

Bai Fang Li mengayuh becak tuanya selama 365 hari setahun, tanpa perduli dengan cuaca yang silih berganti, ditengah badai salju turun yang membekukan tubuhnya atau dalam panas matahari yang sangat menyengat membakar tubuh kurusnya.

“Tidak apa-apa saya menderita, yang penting biarlah anak-anak yang miskin itu dapat makanan yang layak dan dapat bersekolah. Dan saya bahagia melakukan semua ini,” katanya bila orang-orang menanyakan mengapa ia mau berkorban demikian besar untuk orang lain tanpa perduli dengan dirinya sendiri.

Hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun, sehingga hampir 20 tahun Bai Fang Li menggenjot becaknya demi memperoleh uang untuk menambah donasinya pada yayasan yatim piatu di Tianjin itu.

Saat berusia 90 tahun, dia mengantarkan tabungan terakhirnya sebesar RMB 500 (sekitar 650 ribu Rupiah) yang disimpannya dengan rapih dalam suatu kotak dan menyerahkannnya ke sekolah Yao Hua.

Bai Fang Li berkata “Saya sudah tidak dapat mengayuh becak lagi. Saya tidak dapat menyumbang lagi. Ini mungkin uang terakhir yang dapat saya sumbangkan” katanya dengan sendu. Semua guru di sekolah itu menangis.



Bai Fang Li wafat pada usia 93 tahun, ia meninggal dalam kemiskinan.
Sekalipun begitu, dia telah menyumbangkan disepanjang hidupnya uang sebesarRMB 350.000 (kurs 1300, setara 455 juta Rupiah jika tidak salah) yang dia berikan kepada Yayasan yatim piatu dan sekolah-sekolah di Tianjin untuk menolong kurang lebih 300 anak-anak miskin.

rianfish is offline   Reply With Quote
Old 05-16-2011, 03:47 PM   #2
b4mb4ng (767)
NAC MEMBER
 
b4mb4ng's Avatar
 
Join Date: Sep 2010
Location: semarang
Posts: 294
Post Re: Sebuah KASIH tanpa pamrih....

- bila kita memberi dengan tangan kanan alangkah baiknya tangan kiri tidak mengetahuinya
- akan dikenang sebagai apakah kita setelah meninggal dunia
- perbuatan yg benar2 langka di peradaban modern ini (sebuah kasih tanpa pamrih...)
b4mb4ng is offline   Reply With Quote
Old 05-16-2011, 03:59 PM   #3
rianfish (3151)
NAC 003
 
rianfish's Avatar
 
Join Date: Jul 2004
Location: west side
Posts: 2,944
Default Re: Sebuah KASIH tanpa pamrih....

benar bro..

dan menurut saya, sebenarnya dalam kehidupan rakyat kecil, org2 saling membantu itu

masih bisa kita jumpai. Mereka memberi di dalam kesusahan mereka. Dalam hal ini,

memberi Rp. 10.000.- bisa lebih berharga, dari pada pemberian Rp.10.000.000.000.- dari

seorang kaya raya. Karena Rp.10.000.- itu, kemungkinan seluruh harta yg dia punya.

Sifat memberi, malah kadang sulit di jumpai, di kalangan kaya raya. Dalam hati mereka ,

yg ada 'Whats mine , is mine...and not yours ' Padahal semua itu adalah titipan dari NYA,

semakin banyak diberi, semakin berat pertanggungjawaban kita.
rianfish is offline   Reply With Quote
Old 05-16-2011, 04:13 PM   #4
b4mb4ng (767)
NAC MEMBER
 
b4mb4ng's Avatar
 
Join Date: Sep 2010
Location: semarang
Posts: 294
Post Re: Sebuah KASIH tanpa pamrih....

Rp10.000,- si miskin "tanpa pamrih" sedangkan Rp10.000.000.000,- si kaya "ada pamrih?"
dalam jaman sekarang banyak yg bersenang2 diatas kesusahan/ kesedihan orang lain
sebenarnya kita hidup di dunia hanya sebentar saja (wong urip ning dunio mung mampir ngombe-orang hidup di dunia cuma sekilas ikut minum saja)
semakin banyak memberi - semakin banyak menerima (akan lebih dimudahkan/ dibukakan pintu rejekinya), misal ada kelebihan rejeki kita donaturkan langsung ke anak2 yatim piatu
bro RIANFISH nubie sudah pernah merasakan suatu saat berada diatas dan suatu saat berada dibawah (kehidupan di dunia seperti roda berputar) segala sesuatunya tidak ada yg abadi
b4mb4ng is offline   Reply With Quote
Old 05-17-2011, 08:41 AM   #5
rianfish (3151)
NAC 003
 
rianfish's Avatar
 
Join Date: Jul 2004
Location: west side
Posts: 2,944
Default Re: Sebuah KASIH tanpa pamrih....

benar bro. Semoga negara kita pun, bisa makin membaik ya.
rianfish is offline   Reply With Quote
Old 05-18-2011, 08:47 AM   #6
b4mb4ng (767)
NAC MEMBER
 
b4mb4ng's Avatar
 
Join Date: Sep 2010
Location: semarang
Posts: 294
Default Re: Sebuah KASIH tanpa pamrih....

Quote:
Originally Posted by rianfish View Post
benar bro. Semoga negara kita pun, bisa makin membaik ya.
ndang-ndang nuswantoro gemah ripah loh jinwawi (secepatnya NUSANTARA/ INDONESIA menjadi negara adil, makmur dan sentosa) ini semua akhirnya u/ rakyat juga, seperti lagu Nusantara-nya Koes Plus
b4mb4ng is offline   Reply With Quote
Old 05-19-2011, 11:16 AM   #7
b4mb4ng (767)
NAC MEMBER
 
b4mb4ng's Avatar
 
Join Date: Sep 2010
Location: semarang
Posts: 294
Post Re: Sebuah KASIH tanpa pamrih....

sing penting ora "jarkoni" (biso ujar ora biso nglakoni = ngomong saja tanpa perbuatan nyata)
b4mb4ng is offline   Reply With Quote
Reply


Currently Active Users Viewing This Thread: 1 (0 members and 1 guests)
 
Thread Tools

Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

vB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off
Forum Jump


All times are GMT +7. The time now is 02:24 AM.


Powered by vBulletin® Version 3.6.5
Copyright ©2000 - 2024, Jelsoft Enterprises Ltd.
N1wanRed.com
Red2Black Style By: Chefhost.com