View Single Post
Old 12-12-2002, 07:36 PM   #5
dOels
NAC MEMBER
 
dOels's Avatar
 
Join Date: Aug 2004
Location: X-Malang - Jakarta Timur.
Posts: 810
Default

Sepakat sekali Bung Niwan,
Member di sini sebaiknya mengambil pengalaman dari posting2 pengalaman rekan lain. Jadi tidak perlu mengalaminya sendiri, cukuplah teorinya saja, tidak perlulah mengorbankan arwana lebih dulu untuk belajar. Kalo saya ingat2 sewaktu awal2 piara arwana sangatlah amburadul, mau tanya kemana juga belum tau, dari buku nggak banyak bisa diambil. Yach, setelah ikut2an ngumpul sama Geng Aronya Bung Niwan, banyak pelajaran yg diambil, alhamdulillah sampai hari ini aro saya tambah sehat walafiat. Terimakasih tak berhingga buat Bung Niwan dan rekan2.

Buat Bung Fas,
Kekecualian buat pedagang untuk efisiensi.Sebaiknya arwana dipelihara soliter, seperti juga Louhan. Lebih banyak untungnya daripada dicampur, kecuali disekat dg kaca. Pengawasan lebih mudah, kalo ada kotoran yg keras/ kelainan, aro mana yg punya problem?
Pertarungan arwana mungkin bisa dikurangi dg jumlah populasi. Tapi buat saya rasanya kurang totaly untuk perhatian terhadap satu arwana.
Aro Irian lebih agresif dan rakus? tidak juga. Saya melihat arwana seperti sebuah personifikasi, masing2 aro memiliki kepribadiannya sendiri. Aro irian saya memang sangat agresif dibanding Pino, sewaktu tercampur selalu menyerang Pino. Si Pino lama2 nggak sabar juga dan balik menyerang. Hasilnya pertarungan dimenangkan oleh Pino dg satu luka, sementara aro irian babak belur sampai perlu masuk karantina. Untuk kerakusan juga begitu, kalau lingkungan yg terbentuk membuat nyaman aro, semua jenis aro nafsu makannya meningkat, hanya ada beberapa kelainan yg pernah saya temui, aro Sred yg pernah saya rawat memiliki nafsu makan yg tidak terkendali. Golden Pino saya sekarang juga hampir terkena efek samping kebanyakan makan.

Kaidah prinsip pertama perawatan aro yg saya anut :
" berjaga-jaga adalah paling utama daripada membiarkan kelengahan yg bisa ditolerir"
dOels is offline   Reply With Quote