Aro-aro yang di rumah makanannya adalah jangkrik. saya kasih makan mereka dengan kaki jangkrik saya putuskan sendiri seringkali dengan tangan sendiri dan sesekali pakai gunting. saat mutusin kaki tersebut, selalu terbersit perasaan dosa dan bersalah karena juga telah menyakiti jangkrik, meski dengan niat dan maksud kasih makan ke aro dan tidak menyiksa mereka. tu
tu
tu
tu
tu
tu
tu
tu
berhubung aronya sudah mulai besar sekarang ini saya lagi coba untuk kasih jangkrik tanpa harus mutusin kakinya. tapi semuanya disesuaikan dengan ukuran jangkriknya. untuk aro yang kecil, makanya mangsanya juga jangkrik kecil, utuh tanpa harus mutusin kakinya, begitu pula kalau jangkrik besar.
saya juga setuju kalau sebenarnya aman-aman saja kasih aro jangkrik tanpa mutusin kepala dan kaki mereka, asalkan disesuaikan dengan ukuran mereka.
aro kita juga tidak bodoh-bodoh amat, meskipun tinggal di aq tetapi naluri alamiah mereka saat berhadapan dengan mangsa tetap saja selalu mereka miliki.