View Single Post
Old 07-13-2006, 11:12 AM   #1
leolumanto
NAC 109
 
leolumanto's Avatar
 
Join Date: May 2006
Location: Jakarta, Indonesia
Posts: 36
Default Harta yg Tak Ternilai

Kemarin dr tanggal 6 s/d 9 juli saya berkunjung ke Yogja, sehubungan dengan saya diminta memberikan sedikit siraman rohani/motivasi putk para korban gempa di daerah pundong Bantul.
Kesempatan ini saya gunakan juga untuk motret di Candi Boko. bersama rombongan sejumlah 10 orang termasuk Pak Drawis Triadi, kita motret di Candi Ratu Boko.
Kemudian terlihatlah ibu tua ini sedang mengendong kendi airnay berjalan tertatih-tatih mau mengambil air.
Naluri human interest pun muncul, saya dan Darwis kemudian membidik/snapshot. Dengan 135mm saya leluasa membidik ibu ini. Setelah selesai saya dan darwis berinisiatif ingin memberinya uang.
Saat kami ingin mengulurkan 2 lembar uang 50.000an :

Ibu tua : ini untuk apa?(semua percakapan dalam bahasa jawa)
Darwis +saya : ini untuk si mbah....
Ibu tua : kanggo opo..?? saya kan nggak ngapa2in. kok dikasi duit..?
D+S : iya..nggak apa2. Si mbah ambil aja.
Ibu tua : Sampeyan ridho?
D+S : Ridho mbah.mboten nopo2..
Ibu tua : Yo..wis kulo ambil yang ini saja( sambil dia mengambil 1 LEMBAR 50.000...keakehan(kebanyakan). .


Dari awal saat disodorkan uang, body languagenya sudah menolak, kebalikan dengan kita-kita yang uang belum didepan mata saja sudah sangat bernafsu...
Kemudiannya ternyata dia hanya ambil 50.000 dari 100.000 yg kami tawarkan. Dan alasannya hanya KEAKEHAN..KEBANYAKAN..

Amazing.. Saya dan Darwis hanya termangu dan kami merenung di dalam hati masing-masing. Sungguh Tuhan memberi kami satu pelajaran tentang arti bersyukur di hari itu.
Begitu banyak cerita kehidupan yang kami peroleh dari perjalanan kemarin. Ibu itu sudah memiliki harta yg luarbiasa nilainya yaitu Jujur dan Syukur..
leolumanto is offline   Reply With Quote