Quote:
Originally Posted by Gaga
Itu artinya apa yg kita anggap buruk, belum tentu buruk dimata orang lain. Apa yg kita anggap baik, bisa saja merupakan sesuatu yg sangat buruk buat pemikiran orang lain.
Contoh yg sangat simpel begini :
Pangeran Diponegoro, Imam Bonjol, Cut Nyak Din, Sultan Hasanudin dan lain-lain adalah orang yg sangat berjasa buat kita, tapi dimata Hindia Belanda mereka tidak lebih sebagai pemberontak belaka yg tidak pernah mau patuh terhadap aturan-aturan Hindia Belanda.
|
Benar sekali.
Intinya:
Subyektivitas.
Apa mau dikata? Tidak ada yang namanya orang suci ama iblis. Tidak ada yang namanya benar dan salah. Yang ada pada dasarnya hanyalah Kuat dan Lemah. Strong Survives, Weak Dies. Yang Kuat memonopoli media dunia dan menciptakan propaganda global bahwa org2 komunis spt Slobodan sudah tentu kejam, yang Lemah? Cuma bisa terima, mencerna segala informasi itu dengan
obyektivitas.
Quote:
Originally Posted by JD Winata
Gue cuma nanya satu hal nich :
Yang salah itu Iblis atau Tuhan yg menciptakan Iblis itu?
|
Bagi saya yang menganut
Atheism, saya tidak dapat menjawabnya. Maaf. Ajaranku bagi diriku, ajaran anda bagi diri anda. Saya tidak mau mencekoki orang lain dengan pandangan saya, juga tidak mau dipengaruhi ajaran orang lain.
Terima kasih atas perhatiannya~